Tempo.Co

Parlemen Indonesia Paling Terbuka Se-ASEAN
Kamis, 10 Agustus 2017
Dalam praktiknya, parlemen Indonesia sangat terbuka kepada stakeholders.

Koordinator Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ), Bernardo R. Agawin, sebuah penyedia jasa pengembangan teknologi untuk ASEAN Inter-Parliamentary Assembly (AIPA) yang dinaungi lembaga swadaya Jerman, mengatakan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) merupakan parlemen paling terbuka di antara negara Asia Tenggara (ASEAN).

Hal ini dinyatakannya saat menjadi narasumber AIPA Connect Roadshow yang diselenggarakan Biro Kerja Sama Antar-Parlemen (KSAP) Sekretariat Jenderal DPR dengan Sekretariat AIPA di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu, 9 Agustus 2017.

Dalam studi yang dilakukan pemerintah Jerman, Bernard menyampaikan parlemen Indonesia menempati urutan pertama kategori parlemen paling transparan di antara parlemen negara kawasan. Sebab, dalam praktiknya, parlemen Indonesia sangat terbuka kepada stakeholders-nya.“Kami mengukur bagaimana aspek transparansi dalam proses penganggaran. Kami melakukan studi dan ternyata Indonesia berada di peringkat teratas karena memiliki praktik yang sangat terbuka serta transparan kepada stakeholders-nya,” katal pria asal Filipina ini.

Lebih lanjut, menurut dia, hal ini juga didukung dengan keterbukaan DPR terhadap perkembangan teknologi informasi. “Misalnya, DPR punya media online dan TV parlemen, sehingga masyarakat bisa mencermati apa yang sedang dibahas serta ke arah mana politik anggaran diarahkan,” ujarnya.

Tujuan diadakan AIPA Connect Roadshow ini sejalan dengan keinginan mengintegrasikan negara ASEAN. Melalui AIPA Connect, sebagai platform elektronik, akan memfasilitasi jalur komunikasi bagi user untuk memungkinkan pengguna belajar dan berbagi informasi, sebagaimana tujuan AIPA untuk menggagas Asean Connectivity pada 2025.

Hal senada disampaikan Biro KSAP Endah T. Dwirini. Menurut dia, konektivitas menjadi hal yang signifikan, khususnya dengan diberlakukannya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Karena itu, platform AIPA Connect akan mempermudah tukar-menukar informasi. Tidak hanya tentang produk legislasi, tapi juga mempelajari sistem parlemen tiap-tiap negara kawasan ke depannya. “Karena itu, acara ini dihadiri teman-teman peneliti. Sebab, mereka sering terkendala mendapatkan bahan saat melakukan penelitian. Nah, dengan AIPA Connect, kita punya koneksi ke semua parlemen sehingga bisa mempermudah kajian bagi peneliti dan tenaga ahli," katanya.

Indonesia adalah negara ke-7 dari rangkaian AIPA Connect Roadshow. Sebelumnya, Sekretariat AIPA telah berkunjung ke negara AIPA lainnya, yaitu Manila, Hanoi, Bangkok, Na Pyi Taw, Phnom Penh, juga Bandar Seri Begawan. (*)