Tempo.Co

Penggunaan Utang Harus Berdampak Luas
Jumat, 18 Agustus 2017
Penggunaan Utang Harus Berdampak Luas

Pembiayaan pembangunan yang bersumber dari utang harus berdampak  luas bagi masyarakat. Dengan begitu, penggunaan utang benar-benar tepat sasaran dan bermanfaat.

Hal tersebut disampaikan Heri Gunawan Anggota Komisi XI DPR RI sebelum mengikuti Rapat Paripurna DPR dengan agenda Pidato Kenegaraan Presiden tentang Nota Keuangan, Rabu, 16 Agustus 2017. Menurutnya, bila pembiayaan infrastruktur tidak bisa ditopang oleh APBN, pemerintah pasti berupaya membiayainya dengan utang sehingga program yang diusung akan terus berlangsung.

Heri menyarankan, jika utang untuk pembiayaan infrastruktur tidak memiliki manfaat yang riil dan luas, sebaiknya pemerintah memberi perhatian penuh terhadap sektor-sektor produktif yang belum dioptimalkan seperti pertanian. Dia menyakini bahwa itu akan memberi manfaat dan solusi pengentasan angka kemiskinan yang lebih dari 60 persen ada di pedesaan. Lebih-lebih, sekitar 50 persen orang miskin di pedesaan bekerja di sektor pertanian dan ini membutuhkan anggaran untuk pemberdayaannya. “Penduduk di desa relatif banyak yang miskin. Lebih baik, kemiskinan itu jadi prioritas. Sementara pembangunan infrastruktur, bila tak berdampak secara luas, kurang bisa menjawab masalah dalam jangka pendek," ujar politisi Partai Gerindra ini.

Seperti diketahui, saat ini utang pemerintah sudah mencapai Rp 3.779,98 triliun. Sebanyak 80 persen dari utang itu berasal dari Surat Berharga Negara (SBN) dan pinjaman sebesar Rp 734,98 triliun (19,4%). Pemerintah sendiri mengklaim tambahan utang ini untuk kenaikan belanja produktif di bidang pendidikan, kesehatan, infrastruktur, transfer daerah, dan dana desa. (*)