Tempo.Co

Panja Kesehatan Haji Komisi IX Soroti Bus Tanpa Toilet dan Obat
Rabu, 23 Agustus 2017
Kunjungan kerja Panja Kesehatan Haji Komisi IX DPR dilakukan guna memastikan layanan yang diberikan kepada jemaah haji.

Tim Panja Kesehatan Haji Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) mengunjungi embarkasi Banda Aceh, Senin, 21 Agustus 2017, guna memastikan layanan kesehatan kepada jemaah haji. Panja Kesehatan Haji dipimpin langsung Ketua Komisi IX Dede Yusuf Macan Effendi. Dalam kunjungan ini, Panja Kesehatan Haji Komisi IX mengecek fasilitas yang disediakan.

Ketika melakukan pengecekan, Panja Kesehatan Haji Komisi IX menemukan beberapa hal yang menjadi sorotan. Pertama, terkait dengan jumlah obat yang tersedia. Menurut Dede, paket obat saat ini lebih-kurang baru lima jenis. Obat-obatan sangat penting untuk bekal kesehatan jemaah haji sehingga jumlahnya perlu ditambah. Hasil peninjauan ini akan ditindaklanjuti melalui rapat kerja dengan Menteri Kesehatan.

Selain itu, Panja Kesehatan Haji Komisi IX menyoroti bus penjemputan calon jemaah haji yang tidak dilengkapi dengan toilet. Dede menilai, dengan waktu tunggu di dalam bus yang mencapai dua jam, menahan buang air kecil akan mempengaruhi kesehatan jemaah haji. Karena bus penjemputan merupakan tanggung jawab Garuda Indonesia, hasil temuan ini nanti akan dikoordinasikan Panja Kesehatan Haji Komisi IX dengan Tim Pengawas Haji, yang di dalamnya juga ada Komisi V DPR, untuk menegur manajemen Garuda Indonesia. 

Lebih lanjut, Dede mengungkapkan pelayanan kesehatan bagi jemaah haji masih dilakukan di tenda-tenda. Karena itu, pemerintah sempat mengusulkan membangun rumah sakit untuk memudahkan pelayanan kesehatan kepada jemaah.

“Kebijakan Kerajaan Arab Saudi tidak mengizinkan negara lain membangun rumah sakit di negaranya. Hal yang memungkinkan dilakukan adalah menjalin kerja sama dengan rumah sakit setempat. Inilah yang sedang dijajaki,” katanya. Selain mengunjungi ke embarkasi Banda Aceh, Panja Kesehatan Haji Komisi IX meninjau embarkasi Makassar dan Surabaya pada waktu yang sama. Peninjauan dilakukan karena ketiga daerah tersebut memiliki jumlah pemberangkatan haji yang besar dan lamanya daftar tunggu. (*)