Tempo.Co

Buku Keutamaan Jokowi Mensolidkan Narasi dari Pemerintah
Rabu, 30 Agustus 2017
Buku Keutamaan Jokowi Mensolidkan Narasi dari Pemerintah

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golongan Karya (Golkar) Idrus Marham meluncurkan buku Keutamaan Jokowi, di Senayan, Rabu, 30 Agustus 2017. Peluncuran buku ini dihadiri Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Fahri Hamzah, petinggi Partai Golkar Abu Rizal Bakrie, dan politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Maruarar Sirait.

Dalam pengantarnya, Idrus menjelaskan, buku ini diberangkatkan dari studinya tentang fenomena kepemimpinan Presiden Joko Widodo dengan fokus pada perspektif kepemimpinan nasional dan kesinambungan pembangunan.

 

Mengapa keutamaan? Sebab dia sepakat dengan pandangan bahwa kepemimpinan Jokowi itu tidak dapat diperbandingkan dengan yang lain.

 

Jika mengutip ucapan Eko Sulistyo, JokoWay, adalah suatu model kepemimpinan yang memadukan sisi-sisi positif berbagai tipe kepemimpinan, guna menjalankan pemerintahan secara efektif dalam rangkan akselerasi pembangunan nasional. Sisi positif itu yang disebut dalam buku ini sebagai keutamaan-keutamaan kepemimpinan.

 

Buku ini, kata Idrus, menjelaskan narasi argumentasi mengapa Partai Golkar mendukung pemerintahan Jokowi-JK. “Dan dalam buku itu saya menjelaskan bagaimana Partai Golkar pada hari ini tidak lagi berdiskusi atau berpikir pencalonan itu sendiri, tapi sudah sampai pada langkah ketiga, bagaimana strategi pemenangan Jokowi,” ujarnya.

 

Sementara itu Ketua Dewan Pembina Partai Golkar Abu Rizal Bakrie menyebutkan dukungan Partai Golkar didasarkan pada pemikiran yang obyektif. Terlihat dari selama memerintah, pembangunan infrastruktur meningkat. Langkah ini menjadi dasar perkembangan ekonomi Indonesia dan pemerataan ekonomi.

 

“Yang kedua adalah tax amnesty, mengunggulkan tax amnesty bukan hal mudah. Saya pada waktu Menko (Kementerian Koordinator) juga mengusulkan tax amnesty, Allah SWT baru mengizinkan pada Presiden Jokowi-lah tax amnesty bisa dijalankan,” tuturnya.

 

Menurut Marurar Sirait, Presiden Jokowi sudah melakukan empat hal, yakni Kartu Indonesia Pintar yang diakses 19 juta orang, Kartu Indonesia Sehat yang digunakan 90 juta orang lebih, hak kepemilikan atas sertifikasi tanah, serta alokasi anggaran desa sebesar Rp 60 triliun untuk membangun desa.

 

Sementara itu, Fahri Hamzah mengatakan buku yang menjadi karya intelektual Idrus patut diapresiasi. Karya politik ini dianggapnya sebagai salah satu pendahuluan yang baik untuk membicarakan dan mengkomparasikan pemimpin-pemimpin Indonesia ke depan.

“Jadi, kalau para pendukung Presiden Jokowi sedang menarasikan bagaimana Presiden Jokowi akan bertahan dan terpilih kembali, maka ini harusnya menjadi pertanyaan bagi siapa yang berani menantang. Siapa yang akan menjadi kandidat lainnya,” katanya.

 

Untuk berani menantang Jokowi, tentu harus lebih ‘kuat’. Pada era kini, harus ada  statistik konkret, terbuka, dan menyajikan sesuatu dalam pemilu sebagai alternatif bagi rakyat.

 

“Argumen yang disusun Pak Idrus dalam buku ini mengelaborasikan hubungan ideologis Golkar dengan ideologis kerja Presiden Jokowi—karena Golkar adalah partai kekarya. Menurut saya suatu ikhtiar yang baik mensolidkan narasi dari pemerintah,” ucapnya.

 

Menurut Idrus, buku ini sudah dicetak 5.000 eksemplar dan akan disebar ke daerah-daerah melalui diskusi, sekaligus mensosialisasikan argumentasi Partai Golkar mendukung Jokowi. “Bagaimana agar pendidikan politik bagi generasi muda bisa berlangsung dengan baik sehingga demokrasi yang kita laksanakan semakin dewasa,” tuturnya. (*).