Tempo.Co

UU Sistem Perbukuan Ciptakan Buku Mutu, Murah, dan Merata
Kamis, 31 Agustus 2017
UU Sistem Perbukuan Ciptakan Buku Mutu, Murah, dan Merata

Wakil Ketua Komisi X DPR RI Sutan Adil Hendra mengatakan bangsa adalah sebuah tubuh maka pengetahuan merupakan oksigen, yang menentukan kesehatan dan keutuhan bangsa tersebut. Hal ini diungkapkannya saat memimpin Tim Kunjungan Kerja Spesifik (Kunspek) Komisi X DPR RI terkait dengan sosialisasi Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2017 mengenai Sistem Perbukuan. Pertemuan membahas gerakan 3M, yakni penyediaan buku yang mutu, murah, dan merata dalam proses pembelajaran ke Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah.

Tim Kunspek disambut perwakilan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, Dinas Pendidikan Jawa Tengah, Bupati Semarang, Kepala Dinas Pendidikan Semarang, Kendal, dan Demak, serta perwakilan penulis dan penerbit di Jawa Tengah. Ikut serta dalam Kunspek ini anggota Komisi X DPR RI Wayan Koster, Sofyan Tan, Ridwan Hisjam, Nuroji, Iwan Kurniawan, Amran, SY Anas Tahir, Anwar Idris, Popong Otje Djundjunan, dan Yayuk Sri Rahayu.

Menurut Sutan, salah satu cara mendapatkan pengetahuan adalah dengan membaca buku. “Buku adalah sumber ilmu, berarti buku merupakan senjata SDM. Jika terus membaca, kita akan memiliki intelektual dan SDM yang berkelanjutan,” tuturnya.

Sementara Popong menuturkan adanya Undang-Undang Sistem Perbukuan menjadikan orang tidak seenaknya menulis tapi harus terfokus kepada sistem pendidikan Pancasila dan tidak boleh keluar dari garis-garis tersebut. “Dengan adanya UU Sistem Perbukuan, yang paling penting adalah buku teks utama, yang berlaku di sekolah-sekolah adalah gratis sehingga tidak memberatkan orang tua siswa,” tuturnya.

Dia juga menyoroti sistem pendidikan Indonesia yang relatif tertinggal dibandingkan dengan negara yang baru merdeka. Sistem pendidikan Indonesia sering berubah-ubah, ketika ganti menteri maka ganti juga sistem pendidikannya.

Penerbit buku di wilayah Semarang sangat mengapresiasi terbitnya Undang-Undang Sistem Perbukuan yang akan menciptakan buku bermutu, murah, dan merata. “Saya menyambut baik kunjungan Komisi X ke Semarang. Saya harap kunjungan ini dapat meningkatkan gairah penerbit-penerbit di daerah ini untuk ikut andil dalam mencerdaskan kehidupan bangsa,” tutur Suwanto dari penerbit Aneka Ilmu.

Sutan sangat mengapresiasi upaya penerbit Airlangga yang ikut berpartisipasi dalam mencerdaskan siswa-siswi dengan cara meluncurkan gerakan literasi sekolah. Gerakan literasi sekolah dapat menjangkau wilayah terpencil karena penerbit berkunjung ke sekolah dan memberikan buku bacaan gratis untuk meningkatkan minat baca anak-anak. (*)