Tempo.Co

DPR Akan Bawa Tragedi Rohingnya ke World Parliamentary Forum
Senin, 04 September 2017
Aksi Intimidatif, Begini Seruan Ketua DPR RI

Mendukung langkah diplomasi pemerintah, DPR RI melalui peran Diplomasi Parlemen tidak akan tinggal diam melihat tragedi kemanusiaan yang terjadi kepada etnis Rohingnya di negara bagian Rakhine, Myanmar. Ketua DPR RI Setya Novanto mengatakan DPR akan membawa tragedi kemanusiaan Rohingnya ini ke dalam World Parliamentary Forum yang diselenggarakan pada 6-7 September di Bali.

“Kita berharap akan ada resolusi bersama dari berbagai negara peserta sidang untuk mengutuk dan meminta Pemerintah Myanmar tak menutup mata terhadap peristiwa itu,” ujar Novanto dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, 4 September 2017.

Bahkan, kata Novanto,  tak menutup kemungkinan DPR RI juga akan membawa masalah ini kedalam ASEAN Inter Parliamentary Assembly (Majelis Parlemen ASEAN), sehingga Parlemen dari berbagai negara di kawasan ASEAN memberikan satu suara yang sama. “Kita meminta Myanmar sebagai bagian dari ASEAN turut menjaga stabilitas keamanan dan perdamaian di dalam negerinya, sebagai bagian dari komitmen menjaga stablitas keamanan dan perdamaian di ASEAN,” kata Novanto.

Menurut dia, dunia perlu berduka atas tragedi kemanusiaan yang terjadi kepada etnis Rohingnya di negara bagian Rakhine, Myanmar. “Tragedi ini tidak ada sangkut pautnya dengan masalah agama, melainkan murni konflik multidimensi,” ujar Novanto.

Sekjen Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) periode 1997-2006 yang kini menjabat Komisi Penasihat Khusus untuk Rakhine, Kofi Annan, menggambarkan wilayah Rakhine sebagai wilayah termiskin di Myanmar yang selama bertahun-tahun mencapai puncak krisis di bidang pembangunan, HAM, dan keamanan.

Sebagai bagian dari komunitas Internasional, Indonesia telah menunjukkan kepedulian terhadap nilai-nilai kemanusiaan dan komitmen menjaga perdamaian dunia. “Saya mengapresiasi langkah cepat Presiden Jokowi mengirim Menteri Luar Negeri Ibu Retno Marsudi ke Myanmar untuk melakukan berbagai pertemuan dengan para pejabat terkait di Myanmar,” ucap Novanto.

Dewan Keamanan PBB juga sudah menunjuk Jaksa Agung Republik Indonesia periode 1999-2001 Marzuki Darusman menjadi Ketua Tim Pencari Fakta PBB untuk Myanmar. Rekomendasi dari Tim ini akan diserahkan ke Dewan HAM PBB, untuk selanjutnya menjadi bahan masukan bagi PBB dalam mengambil sikap maupun keputusan.  Ditunjuknya Marzuki Darusman itu memperlihatkan kepada dunia bahwa anak bangsa diakui kiprahnya dalam diplomasi internasional. “Mari kita dukung dan doakan agar Bapak Marzuki Darusman bisa menjalankan amanah ini dengan baik,” ujar Novanto.

Jadi, kata Novanto, sangat tidak betul jika ada anggapan dari berbagai pihak yang menyatakan Indonesia abai terhadap tragedi kemanusiaan Rohingnya. Justru Indonesia sudah sangat berada di depan. Di saat berbagai negara menolak pengungsi Rohingnya, Indonesia justru menyambutnya dengan tangan terbuka. Sejak Januari 2017, Pemerintah Indonesia telah mengirim 10 kontainer bantuan makanan, obat-obatan, dan membangun sekolah. Oktober mendatang, rencananya Indonesia akan membangun rumah sakit. Presiden Jokowi juga menginstruksikan Duta Besar Indonesia di Bangladesh untuk memberikan bantuan kepada pengungsi Rohingnya di sana.

“Berbagai langkah yang telah ditempuh pemerintah maupun DPR RI bukan berarti Indonesia ingin ikut campur terlalu dalam terhadap persoalan dalam negeri Myanmar. Ini murni sebagai solidaritas bangsa Indonesia terhadap saudara-saudara kita yang sedang menghadapi tragedi kemanusiaan. Solidaritas ini melewati sekat-sekat perbedaan negara, mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan,” kata Novanto. (*)