Tempo.Co

Momentum Selesaikan Masalah Rohingya di Konferensi Parlemen Dunia
Rabu, 06 September 2017
Menurut Fahri Hamzah, menyelamatkan masa depan etnis Rohingya adalah bagian dari konsolidasi demokrasi.

DPR RI  menjadi tuan rumah Konferensi Parlemen Dunia di Nusa Duam Bali, 6-7 September 2017. Konferensi bertema "World Parliamentary Forum on Sustainable Development" tersebut, dihadiri parlemen dari 48 negara dan 12 lembaga internasional sebagai peninjau. Diundang pula 15 tokoh internasional dari berbagai bidang yang akan berbicara tentang kebijakan politik, ekonomi dan masalah global.

Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah dijadwalkan akan memimpin Pleno dengan tema "SDGs and Climate Change". Fahri mengatakan, Konferensi Parlemen Dunia ini bisa menjadi momentum bersejarah dunia, di mana parlemen dunia bisa melakukan inisiatif bersama untuk menyelesaikan masalah kemanusiaan di Rohingya. Fahri Hamzah sendiri juga akan mendorong pertemuan empat delegasi Indonesia, Turki, Bangladesh dan Myanmar, untuk mendapatkan solusi dan formula bagi masalah di Myanmar.

"Menyelamatkan masa depan etnis Rohingya adalah bagian dari konsolidasi demokrasi. Masalah di Rohingya adalah masalah multikultur di mana seharusnya kaum minoritas dilindungi hak-haknya. Kegagalan dalam mengelola perbedaan antaretnis hingga terjadi diskriminasi dan kekerasan etnis di Rohingya, berbahaya bagi demokrasi di Myanmar", katanya.

Menurut Fahri, terlihat dan ada penyelidikan awal bahwa militer Myanmar terlibat dalam kekerasan bersenjata, di mana mereka secara komando dan terorganisir menyisir penduduk, melakukan kekerasan, membunuh dan mengusir ratusan ribu penduduk. “Kalau informasi ini benar, maka masalah Myanmar bukan lagi masalah biasa. Ini adalah kejahatan kemanusiaan. Myanmar bisa diberi sanksi oleh ASEAN dan dunia. Ada yang bisa diseret ke Mahkamah Internasional atas pelanggaran HAM berat di Myanmar", ujar Fahri.

"Pemerintah Indonesia harus bersikap tegas. Dan parlemen RI memang sudah mengambil sikap tegas. Kita berharap, parlemen dunia yang sedang berkumpul ini, bisa membantu secara politik dan kemanusiaan. Demi kemanusiaan dan persaudaraan warga dunia, mari kita bantu" ucap Fahri.

Konferensi antara diikuti lembaga internasional yang selama ini terlibat dalam kerja-kerja kemitraan dengan parlemen dunia, seperti ASEAN Inter Parliamentary Assembly (AIPA), Women Political Leaders (WPL), Global Parliamentarians Against Corruption (GOPAC), UNDP, dan lain-lain. Adapula deretan nama-nama negara yang selama ini menjadi pembicaraan internasional, terutama terkait masalah kemanusiaan di Rohingya.