Ketua Komisi IV DPR Edhy Prabowo menegaskan gula petani asal Cirebon yang diproduksi Pabrik Gula (PG) Tersana Baru milik Badan Usaha Milik Negara (BUMN), PT Rajawali Nusantara Indonesia II, aman untuk dikonsumsi. Jadi, kata Edhy, pemerintah tidak seharusnya melakukan penyegelan terhadap 5.300 ton gula di PG Tersana Baru.
“Permasalahannya hanya warnanya yang berubah dan ICUMSA (International Commission For Uniform Methods of Sugar Analysis) melebihi 300. Namun setelah dilakukan uji oleh Badan Pemeriksaan Obat dan Makanan (BPOM), hasilnya aman untuk dikonsumsi,” ujarnya di Gudang PG Tersana Baru, di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Kamis, 7 September 2017.
Karena itu, Edhy menambahkan, pihaknya segera meminta penyidik kementerian perdagangan untuk membuka segel tersebut, dengan catatan dilakukan reproduksi kembali agar memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI). “Mereka melakukan penyegelan karena gula tidak memenuhi SNI, kami menghormati itu untuk melindungi konsumen. Namun apakah sebahaya itu sampai disegel? Padahal gula tersebut tidak mengandung zat berbahaya, hanya warnanya saja yang berubah. Maka setelah segel ini dibuka, kita minta dilakukan reproduksi kembali,” ucapnya.
Politisi Partai Gerindra itu menilai hal ini bukan permasalahan luar biasa sampai dilakukan penyegelan. Menurut dia ini hanya karena komunikasi antara pemerintah dengan BUMN yang buruk. “Kami ke sini membantu mengkomunikasikan antara BUMN dengan pemerintahan untuk menyatukan visi. Sebenarnya ini bukan permasalahan luar biasa sampai dilakukan penyegelan, hanya karena buruknya komunikasi antar-kedua pihak ini saja,” ujarnya. Dia berharap permasalan seperti ini tidak terjadi lagi karena korban penyegelan ini tidak lain adalah petani.
Di tempat yang sama, Direktur Utama PT Rajawali II Audry Jolly Lapian, yang mendampingi Komisi IV DPR menjelaskan mereka sudah menyanggupi akan melakukan reproduksi gula yang disegel Kementerian Perdagangan. “Reproduksi akan dilakukan pada empat pabrik gula kami. Kalau dilakukan di sini, 11 ribu ton waktunya akan lama. Sehingga akan dibantu pabrik kami di Subang dan Jati Tujuh,” tuturnya. (*)