Tempo.Co

Komisi VIII Berharap IAIN Jangan Terburu-buru Menjadi UIN
Rabu, 11 Mei 2016
Para mahasiswa IAIN mengkhawatirkan nasib mereka jika kelak berubah menjadi UIN.

Anggota Komisi VIII DPR Hamka Haq berharap kalangan perguruan tinggi Islam harus setia dan istiqomah pada IAIN dan jangan terburu-buru berubah menjadi UIN. Menurut dia, pengalaman selama ini, yang telah berubah menjadi UIN, fakultas agama selalu menjadi anak tiri.

Hal itu ditegaskannya saat pertemuan dengan Rektor IAIN Pontianak Hamka Siregar di aula kampus tersebut, Selasa, 3 Mei 2016 lalu. Dalam rangkaian kunjungan kerja yang dipimpin Ketua Komisi VIII DPR Saleh Partaonan Daulay ini  hadir pula Direktur Perguruan Tinggi Agama Islam Kemenag Anton Bactiar, dosen, dekan dan mahasiswa IAIN Pontianak.

Hal yang sama disampaikan Ketua Tim Kunker Saleh P. Daulay. Menurut dia, kedatangan mereka ke kampus IAIN ini dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana perkembangan kampus perjuangan umat Islam ini ke depan dan proyeksinya seperti apa. “Namun, rektor belum menjelaskan jumlah mahasiswa berapa, dosen berapa, profesor berapa, doktor berapa, tahu-tahu mau jadi UIN. Prosefornya baru satu dan perubahan dari IAIN ke UIN ini baru,” tuturnya.

Berdasarkan informasi, lanjut dia, kalangan mahasiswa juga ada kekhawatiran, kemana setelah jadi UIN. Jangan-jangan nanti fakultas dakwah, tarbiyah dan syariahnya ditutup. Karena pasti orang akan lebih senang masuk fakultas umum seperti teknik, kedokteran dan fisip.

“Jadi tidak usah muluk-muluk mau berubah jadi UIN dan segala macam. Nanti kalau sudah kuat infrastrukturnya, dosen sudah cukup dan mahasiswa memang membutuhkan, itu kita silahkan,” ujar Saleh.

Kepada Tim Komisi VIII, Rektor IAIN Pontianak Hamka Siregar mengeluhkan kecilnya anggaran yang dikucurkan, sehingga untuk membangun satu tower baru disetujui setelah puluhan tahun. Selain itu, pembangunan IAIN selama ini hanya terpusat di Jawa, dan kalau tidak di Malang, Surabaya, Yogyakarta, dan Bandung. “Kami yang di luar Jawa ini selalu menjadi anak tiri.Tapi mudah-mudahan yang dijanjikan anggota Komisi VIII menjadi angin segar, bahwa anggaran untuk IAIN Pontianak akan ditingkatkan,” ucapnya.

Kepada segenap mahasiswa Saleh berpesan untuk terus belajar saja dengan benar dan tidak usah minder. Orang yang berilmu insya Allah akan bisa ditampung di mana saja. Jangan ada kekhawatiran bahwa kalau belajar dakwah tidak bonafid. “Nggak sama orang yang berilmu dan tidak berilmu. Dan orang yang berilmu akan ditinggikan derajatnya,” kata Saleh mengutip salah satu ayat Al-quran.

Ikut dalam kunker yang dipimpin Ketua Komisi VIII DPR Saleh P. Daulay ini Itet Tridjajati Sumarijanto, M. Hasbi Assyidiki Jayabaya dari FPDI-P, Wenny Haryanto dan Zulfadhli (FPG), Ruskati Ali Baal (F.Gerindra), Dwi Astuti Wukandari dan Linda Megawati (FPD), Bisri Romli dan Arzeti Bilbina Setiawan (FPKB), M. Iqbal Romzi (FPKS), KH Muslich ZA (FPP) dan Hj. Trimurny (F.Nasdem). (*)