INFO DPR - Jangan disamakan perkembangan antara perguruan tinggi di Pulau Jawa dan Perguruan Tinggi di luar Jawa seperti Kalimantan yang dekat dengan perbatasan. Di daerah ini, sarana dan prasarana kampus masih sangat minim. Misalnya laboratorium komputer dan penelitian yang sangat kurang, begitu juga dengan dosennya.
“Ini menjadi pekerjaan rumah (PR) bagi pemerintah pusat untuk turun langsung ke daerah-daerah seperti ini,” kata anggota Tim Kunspek Panja Standar Nasional Pendidikan Tinggi Komisi X DPR Asdy Narang dalam kunjungan kerja di Kantor Senat Universitas Tanjungpura Pontianak, Jumat, 29 Oktober 2017.
Menurut politisi PDI Perjuangan ini, standar nasional pendidikan ini sangat berkaitan dengan anggaran. “Jika anggaran tidak ada, bagaimana mungkin bisa mencapai standar nasional. Bagaimana juga bisa membangun universitas yang bagus yang mampu bersaing dengan negara tetangga. Itu yang penting,” ujarnya.
Asdy mengatakan selama dua periode dirinya di Komisi X DPR, sebenarnya permasalahan yang ditemukan itu-itu saja. Meski demikian, pihaknya akan terus berjuang demi pendidikan bangsa Indonesia yang lebih bagus lagi.
Politisi dari dapil Kalimantan Tengah ini menjelaskan bahwa Presiden Joko Widodo memiliki prinsip membangun dari daerah perbatasan dan pinggiran Indonesia. “Seharusnya, Kemenristekdikti juga harus turun ke daerah terluar, terdepan dan tertinggal (3T) ini agar mendapat temuan yang jelas yang ada di lapangan. Beberapa temuan tersebut nantinya akan dibawa dan dirapatkan segera dengan Kemenristekdikti,” tutur Asdy.
Dalam pertemuan tersebut turut hadir Rektor Perguruan Tinggi Negeri (PTN), Perguruan Tinggi Swasta (PTS), Kepala Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta XI (Kopertis), Kepala Dinas Pendidikan Kalimantan Barat dan perwakilan mahasiswa dari Politeknik Negeri Sambas. (*)