Tempo.Co

Bulog Jangan Sembarangan Serap Gabah
Kamis, 12 Mei 2016
Serapan gabah tidak mempertimbangkan beberapa indikator batasan kualitas gabah.

Wakil Ketua Komisi IV DPR Herman Khaeron meminta Bulog agar tidak sembarangan dalam melakukan serapan atas gabah.

“Saya adalah orang yang sangat menentang serapan gabah yang serampangan, asal nyerap. Saya sangat menentang itu. Saya harap Bulog hati-hati terkait hal ini,” kata Herman saat berdialog dengan jajaran Bulog Kota Sorong, Provinsi Papua Barat, Selasa, 10 Mei 2016.

Pertemuan ini merupakan rangkaian dari Kunjungan Kerja Komisi IV DPR ke Provinsi Papua Barat. Politisi F-PD itu menilai, serapan gabah itu tidak mempertimbangkan beberapa indikator batasan kualitas gabah. “Ini bahaya bagi Bulog. Beberapa bulan ke depan, Bulog akan menjadi caci-makian siapa pun. Karena, kalau pengadaannya tidak benar dan tidak memenuhi syarat, yakni syarat kualitas, pasti nanti penyaluran beras miskinnya menjadi tidak berkualitas," ucapnya.

“Syukur kalau Papua dan Papua Barat hari ini masih mendapatkan beras dari Vietnam yang kadar air dan kadar pecahnya bagus. Tetapi nanti kalau pengadaannya jelek, gabah asal serap, gabah kadar airnya di atas 20 persen, kemudian kadar pecahnya saya kira di atas 14 persen, apa jadinya nanti hadirnya beras raskin, beras sejahtera itu di masyarakat,” ujarnya. 

Karenanya, Herman meminta Bulog berhati-hati selama belum memiliki infrastruktur yang cukup untuk memproses gabah menjadi beras dengan kualitas yang standar. “Jika infrastrukturnya belum cukup, saya kira jangan dilakukan,” kata politisi asal dapil Jawa Barat itu.  (*)