INFO DPR - Untuk menyaksikan secara langsung perluasan cetak sawah 2016, tim kunjungan kerja Komisi IV DPR meninjau ke lokasi cetak sawah di Kabupaten Konawe, yang berada di wilayah Kodim 1417, Kendari. Kunjungan di Kecamatan Lambuya ini sekaligus sebagai dialog gabungan kelompok tani (Gapoktan).
Pemerintah menargetkan 1 juta hektar lahan sawah baru dalam 5 tahun ke depan. Namun, sebelum melakukan pencetakan sawah, harus ada calon petani calon lokasi (CPCL) dan desain lokasi terlebih dulu. Selain itu, perlu koordinasi yang baik antar-stakeholder untuk merealisasikan target cetak sawah baru.
“Kami tidak menginginkan tanpa perhitungan dan pengkajian dalam membuat cetak sawah baru karena itu menyalahi teknis pelaksanaan perluasan sawah,” ujar ketua tim kunjungan kerja DPR, H.Oo Sutisna, di Kecamatan Lambuya , Sulawesi Tenggara, dalam kunjungan yang dilaksanakan pada 9-11 Mei 2016. “Untuk teknis pembuatan dan perluasan areal persawahan, cetak sawah harus dibarengi pembangunan irigasi atau mencetak sawah pada areal irigasi yang sudah ada untuk dikembangkan.”
Dengan perluasan areal sawah yang mengutamakan areal irigasi, harapannya, masa panen, yang tadinya satu kali, bisa dua kali terjadi dalam setahun. “Hasil produksi tentu jadi meningkat,” ucap Oo Sutisna, didampingi anggota DPR, Ono Surono dan Henky Kurniadi.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Konawe Ridwan Lamauru mengatakan ada dua hal mendasar yang menjadi persoalan utama petani di Kabupaten Konawe. “Biaya produksi pertanian dan pemasaran masih tinggi. Para petani masih kesulitan memasarkan hasil produksi,” tuturnya.
Pada kesempatan itu, Abdullah Aziz, Ketua Gapoktan Harapan Bersama di Desa Watarema, Kanowe Selatan, Sulawesi Utara, berterima kasih telah mendapatkan bantuan cetak sawah dari Kementerian Pertanian. “Di desa kami, ada potensi lahan untuk sawah 391 hektare. Sudah selesai dicetak 58 hektare, dan langsung bisa ditanami padi. Hanya kami rasa, air irigasi menjadi kurang karena adanya cetak sawah baru ini,” katanya.
Dirjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Prof Dr Hasil Sembiring dan Bulog, dalam kesempatan tersebut, menjelaskan, pemerintah pusat sudah mengalokasikan dana kurang lebih 1 triliun di Sulawesi Tenggara untuk membantu petani meningkatkan produksi, seperti pengadaan alat dan mesin pertanian, pupuk, serta benih subsidi sehingga diharapkan meringankan beban.
Tentang pemasaran hasil produksi, perwakilan Bulog mengatkan akan membeli gabah kering dengan harga Rp 3.700 per kilogram, langsung dijemput di sawah petani. Kepala Dinas Pertanian Sulawesi Utara Ir M Nasir mengatakan akan mengalokasikan pembuatan saluran irigasi 2017 di wilayah yang masih kekurangan air. (*)