Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) berharap keberadaan Bandara Silangit di Tapanuli Utara sebagai bandara kategori internasional yang akan diresmikan pada 28 Oktober mendatang oleh Presiden Jokowi, bisa menjadi percontohan prasarana penunjang untuk meningkatkan sektor pariwisata dan pertumbuhan ekonomi masyarakat setempat.
“Kita tahu masyarakat khususnya wisatawan lokal maupun mancanegara cukup tinggi disini. Kita berharap dengan dibukanya rute internasional akan menambah frekuensi wisatawan asing,” kata Wakil Ketua Komisi V DPR Sigit Sosiantomo dalam kunjungan kerjanya saat meninjau Bandara Silangit, Tapanuli Utara, Sumatera Utara, Jumat, 21 Oktober 2017.
Menurut Sigit, ada dua kategori terkait wisatawan asing, pertama wisatawan asing yang banyak membelanjakan uangnya tetapi dampak sosialnya rendah seperti halnya wisatawan-wisatawan kelas atas. Namun yang perlu diantisipasi adalah wisatawan kategori backpacker.
“Belanjanya sedikit tapi dampak sosialnya besar misalnya dia tidur di rumah-rumah warga yang mana mereka beda dengan kita, kehadirannya dikhawatirkan mencemari budaya-budaya kita,” ujarnya.
Soal Bandara Silangit, Sigit juga meminta agar ada koordinasi yang aktif antara Kementerian Pekerjaan Umum (PU) dengan Kementerian Perhubungan. “Jangan sudah ada bandara internasional, tapi aksesnya masih minimalis seperti lebar jalannya masih empat setengah meter. Ini yang perlu kita sinergikan lagi,” katanya.
Sigit menambahkan kalau dalam enam bulan ini tidak ada penerbangan rutin regular ke bandara ini, bukan tidak mungkin status Silangit sebagai bandara internasional akan dicabut.
“Tinggal nanti progress-nya bagaimana kita lihat ke depan mudah-mudahan dengan diberi target enam bulan untuk melengkapi diri membangun jaringan komunikasi dan seterusnya dapat tercapai. Targetnya tentunya juga untuk kesejahteraan masyarakat dan bisa juga mengembangkan ekonomi lokal,” kata Sigit.
Sementara itu General Manager Bandara Silangit mengatakan status sebagai bandara internasional sudah didapat sejak 8 Sepetember 2017, dan sudah diputuskan oleh Menteri Perhubungan untuk mempersiapkan bandara ini guna mendukung program pemerintah terutama dalam kegiatan pariwisata.
“Kita ini inline dan sudah kita persiapkan dengan baik hal-hal yang berkaitan seperti x-ray sudah double camera. Termasuk di bea cukai dan imigrasi juga sedemikian rupa sudah kita persiapkan, bahkan sama dengan bandara yang ada di Soekarno-Hatta,” katanya.
Namun, ketersediaan ruangan penumpang menjadi agak kecil karena memang sebelumnya tidak untuk kategori internasional. “Yang pasti sejauh ini kita masih bisa mengantisipasi jumlah penumpang internasionalnya untuk 28 Oktober mendatang. Termasuk 96 orang penumpang dari Singapura yang akan datang yang akan kita layani dengan sangat baik,” ucapnya. (*)