Tempo.Co

Perdagangan Yunani - Indonesia Diharapkan Meningkat
Kamis, 15 Maret 2018
Wakil Ketua DPR RI Taufik Kurniawan bertemu Wakil Ketua Parlemen Yunani Anastasia di Yunani. Kamis 15 Maret 2108. ( Foto do. DPR )

Peningkatan hubungan kerja sama antara Indonesia dengan Yunani menjadi salah satu pembahasan antara Delegasi DPR RI saat melakukan kunjungan bilateral ke Parlemen Yunani. Dalam pertemuan itu, Indonesia dan Yunani menjajaki kerja sama dari sisi ekonomi hingga industri perkapalan.

Kunjungan bilateral DPR RI yang dipimpin oleh Wakil Ketua DPR Taufik Kurniawan diterima Wakil Ketua Parlemen Yunani Anastasia (Tasia) Christodoulopoulou beserta beberapa Anggota Parlemen Yunani lainnya, belum lama ini. Dalam kunjungan yang diikuti sejumlah anggota dewan lintas komisi dan fraksi itu, Delegasi DPR RI juga didampingi Duta Besar Indonesia untuk Yunani, Ferry Adamhar.

“Hubungan perdagangan kedua negara berpotensi sangat besar untuk meningkat lagi, dengan kerja sama saluran distribusi produk dalam negeri. Di mana Indonesia menjadi pintu gerbang pasar produk Yunani ke ASEAN, dan Yunani menjadi pintu gerbang pasar produk Indonesia ke Eropa Selatan serta tren positif sejalan dengan membaiknya kondisi perekonomian Yunani,” kata Taufik saat memberikan sambutan dalam pertemuan.

Dari sisi ekonomi, tren perdagangan antara Indonesia dan Yunani selama 6 tahun terakhir, menurut Taufik mengalami kenaikan. Pada tahun 2017, angka perdagangan mengalami peningkatan dari tahun 2016, yaitu dari 210 juta USD menjadi USD 280 juta.

“Saat ini, Indonesia mengekspor minyak kelapa sawit, kertas, sepatu, tembakau, kopi serta berbagai komoditas lain ke Yunani. Sementara Yunani mengekspor produk kapas, tinta, kacamata, buah kiwi, dan berbagai komoditas lain ke Indonesia,” papar Taufik.

Taufik juga mengatakan, hubungan kerja sama Indonesia dan Yunani berpotensi untuk meningkat lagi. Apalagi saat ini Indonesia tengah gencar untuk memperbanyak infrastruktur pelabuhan dan membangun poros maritim yang kuat. Sementara, kata Taufik, Yunani yang juga negara maritim, dapat dijadikan mitra dagang utama di wilayah eropa selatan.

Dia memastikan, kerja sama saling mendukung antara Indonesia dan Yunani juga terjalin semakin erat. Ini ditandai dengan dukungan Yunani terhadap Indonesia untuk menjadi Anggota Tidak Tetap Dewan Keamanan PBB 2019-2020, dan beberapa Organisasi Internasional lainnya. Sebaliknya Indonesia pun akan mendukung Yunani untuk menjadi anggota DK PBB tidak tetap pada tahun 2025-2026.

“Selain itu, Indonesian-Greece Friendship Group (GKSB) telah terbentuk, saya harap dengan dibentuknya Friendship Group ini dapat meningkatkan kerja sama antar parlemen kedua negara,” katanya.

Wakil Ketua Parlemen Yunani Anastasia (Tasia) Christodoulopolou menyampaikan beberapa hal terkait kondisi Yunani. Salah satunya terkait kondisi perekonomian dalam negeri Yunani yang sudah hampir 10 tahun, tidak terlalu kondusif. Ia berharap, pada Agustus tahun 2018 ini, kondisi perekonomian semakin membaik.

“Kita akan memulai dengan lembaran yang baru. Namun permasalahan ini tidak sampai disitu. Setelah itu, mungkin keadaan ekonomi sudah membaik namun ternyata tantangan-tantangan dalam negeri pun masih banyak muncul dari pihak-pihak oposisi, yang semakin hari juga semakin lebar ketidaksepahaman dengan pemerintah. Dan saya cuma berharap mudah-mudahan PR kita yang besar ini akan segera bisa berakhir,” kata Anastasia.

Pertemuan diakhiri dengan bertukar cenderamata dan tur ke Gedung Parlemen Yunani. (*)