Tempo.Co

DPR Dukung Industri Pesawat Nasional
Selasa, 27 Maret 2018
Anggota Komisi VI DPR RI Bowo Sidik Pangarso saat memimpin peninjauan ke hanggar Fixed Wing PT. Dirgantara Indonesia. Bandung , Jawa Barat, Selasa, 27 Maret 2018. (Foto: Dok. DPR)

Wilayah Geografis Indonesia yang luas dengan ribuan pulau, perlu sebuah moda transportasi yang mumpuni untuk menjelajahinya, salah satunya adalah pesawat. Oleh karena itu, Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia terus mendukung industri pesawat nasional yang sangat diperlukan di Indonesia, melalui PT Dirgantara Indonesia (PT DI).

“Perkembangan PT Dirgantara Indonesia bisa membuat industri pesawat, karena kita tahu Indonesia sangat luas dan membutuhkan pesawat dalam negeri yang kuat. Saya yakin kalau di support dengan SDM dan dana dari negara, ini bisa berkembang dengan baik,” kata Anggota Komisi VI DPR RI Bowo Sidik Pangarso saat memimpin peninjauan ke hanggar Fixed Wing PT Dirgantara Indonesia, Bandung, Jawa Barat, Jumat, 24 Maret 2018.

Politisi Fraksi Partai Golkar itu menambahkan, dalam kunjungan kerja Komisi VI DPR RI ini, pihaknya meminta masukan kepada direksi PT DI, terkait dukungan yang bisa diberikan oleh Komisi VI.

“Tentunya kami punya tugas penganggaran. Artinya anggaran apa yang dibutuhkan mudah-mudahan akan menjadi perjuangan kami bersama selama untuk bangsa, kita akan berpihak kepada PT DI,” ujar politisi dapil Jawa Tengah itu.

Di tempat yang sama, Direktur PT DI Elfien Goentoro berharap DPR dapat mendukung PT DI. Salah satunya melalui dukungan pada pengembangan pesawat N219, karena pesawat ini merupakan produk buatan anak bangsa sendiri.

“Agar bisa tepat waktu untuk bisa menghasilkan secara komersial, kita punya target prototype untuk tahun ini. Memang ada kekurangan dana pengembangan yang ada di lapangan sedang ada proses, sudah kami sampaikan kepada DPR untuk bisa dibantu penyelesaiannya,” katanya usai pertemuan.

Dalam rangka pengembangan produksi untuk mencapai 50 pesawat per tahun, tahapannya sekitar tiga tahun. “Targetnya tahun depan 6 pesawat dengan resisting facility, terus bekembang menjadi 19, terus 39, langsung 49 atau 50. Jadi ini program yang telah kami buat, semoga berjalan lancar sesuai dengan yang kita harapkan,” kata Elfien. (*)