Tempo.Co

Ketua DPR Berharap Amerika Tidak Menimbulkan Gejolak dalam Perdamaian Dunia
Jumat, 06 April 2018
Ketua DPR RI Bambang Soesatyo menerima kunjungan Dubes Amerika Serikat di Gedung DPR, Jum`at 6 April 2018. (Foto: Dok. DPR)

Ketua DPR RI Bambang Soesatyo menyampaikan kegelisahan umat Islam terhadap sikap Amerika yang berencana memindahkan kedutaan besarnya di Israel dari Tel Aviv ke Jerussalem. Bamsoet berharap tindakan Amerika ini jangan sampai memperuncing gejolak perdamaian dunia.

"Ini isu yang sangat sensitif dan bisa menjadi pukulan telak dalam hubungan Amerika dengan negara berpenduduk muslim lainnya. Saya harap rencana pemindahan kedutaan tersebut bisa ditunda, sehingga lingkungan global tetap stabil," ujar Bamsoet saat menerima Duta Besar Amerika untuk Indonesia Joseph. R. Donovan di ruang kerja Pimpinan DPR RI, Jakarta, Kamis (5/4). 

Hadir dalam pertemuan tersebut Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon dan Fahri Hamzah, Wakil Ketua Komisi I DPR RI Satya Widya Yudha, Anggota Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni serta Anggota Komisi XI DPR RI Mukhamad Misbakhun. Sedangkan Joseph. R. Donovan didampingi Wakil Kepala Bagian Politik Urusan Politik Domestik Siriana Nair, dan Press Attache Rakesh Surampudi.

Dia menegaskan komitmen Indonesia terhadap kemerdekaan Palestina. Sebagai negara yang menganut politik luar negeri bebas aktif, serta ikut andil dalam perdamaian dunia, Indonesia menolak penjajahan maupun konflik kekerasan terhadap sebuah bangsa, termasuk Palestina.

"Sebagai sebuah bangsa dan negara, Indonesia punya kekuatan dan kepercayaan berbicara mewakili dunia Islam. Jika Amerika bisa merepresentasi kekuatan dunia barat dan mampu membangun dialog secara baik dengan Indonesia, saya kira akan membawa banyak manfaat bagi dunia islam dan perdamaian dunia," ujar Bamsoet.

Untuk memberikan kontribusi yang lebih besar lagi dalam mewujudkan dunia yang lebih damai dan berkeadilan, Bamsoet juga meminta dukungan Amerika terhadap pencalonan Indonesia sebagai Anggota Tidak Tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) pada 2019-2020. Bukan hanya terhadap Amerika, permintaan dukungan juga sudah dilakukan ke berbagai negara sahabat lainnya, khususnya yang memiliki pengaruh besar di PBB.

"Indonesia punya kekuatan dan kelebihan untuk menjadi Anggota Tidak Tetap Dewan Keamanan PBB. Kita negara dengan penduduk muslim terbesar, sukses menyelenggarakan demokrasi, kondisi keamanan dan stabilitas politik dalam negeri terjaga dengan baik, pertumbuhan ekonomi juga semakin kuat," jelas Bamsoet.

Tak hanya membahas perdamaian dan kondisi politik dunia, dalam pertemuan tersebut juga dibahas peningkatan kerjasama ekonomi, perdagangan, dan sosial budaya antara Indonesia - Amerika. "DPR mendukung berbagai kerjasama Indonesia dengan berbagai negara lain, termasuk Amerika, dengan prinsip berkeadilan dan saling menguntungkan. Tahun 2017, total perdagangan kita dengan Amerika mencapai 25.908 milliar USD. Ekspor tercatat 17.787 miliar USD, sedangkan impor sebesar 8.121 milliar USD. Kita surplus 9.666 miliar USD," ujar Bamsoet.

Surplus perdagangan pada Indonesia seiring dengan meningkatnya nilai investasi Amerika di Indonesia. Tahun 2016 jumlahnya tercatat 1,16 miliar USD, meningkat di 2017 menjadi 2 milyar USD. Bahkan, pada kunjungan Wakil Presiden Amerika, Michael Richard Pence ke Indonesia pada April 2017 lalu, Amerika berkomitmen menungkatkan investasinya menjadi 10 milyar USD. (*)