Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon mengatakan jika setiap warga negara khususnya pemilih pemula harus menggunakan hak politiknya, ikut serta memilih dalam pemilihan umum. Sikap golput atau tidak menggunakan hak pilih akan merugikan diri sendiri.
“Memang pemilih pemula harus diajak dan diberi pemahaman jika memilih itu penting, menentukan masa depan pemimpin yang mengambil kebijakan yang terkait langsung dengan nasib mereka,” ujar Fadli usai menerima audiensi delegasi Pemuda Lira (Lumbung Informasi Rakyat) di Gedung DPR, Senin 16 April 2018.
Fadli mengapresiasi kegiatan dan program Pemuda Lira yang berpartisipasi yang akan memberikan pendidikan politik kepada kaum milenial dan pemuda untuk menggunakan hak pilihnya. Kegiatan Pemuda didukung apalagi organisasi ini konsen pada isu penting di Indonesia dan kepengurusannya sudah tersebar di 21 provinsi.
“Saya pikir ini ajakan positif karena organisasi ini bertujuan membantu masyarakat dalam isu narkoba, tanggap bencana dan anti korupsi,” katanya.
Selain itu dikatakan Fadli partisipasi politik pemuda Indonesia tidak terlalu rendah jika dibandingkan sejumlah negara tertentu. Partisipasi politik Indonesia mencapai 60 persen hingga 70 persen. Kendati demikian, dia berharap jika angka tersebut bisa naik mencapai 80 persen. Sehingga menurutnya kegiatan Pemuda Lira patut didukung.
“Saya kira angka ini fluktuatif, tetapi angka itu bisa dimaksimalkan agar pemilih menggunakan haknya, perlu ditingkatkan lagi. Kalau tidak ditingkatkan adalah kerugian, karena satu suara itu meters, sangat penting,” tutur Fadli.
Sebelumnya, Ketua Umum DPP Pemuda Lira Adam Irham mengatakan jika diketahui ada sekitar 9 persen hingga 12 persen atau 12 juta pemilih pemula yang tidak menggunakan hak pilihnya. Untuk itulah, melalui sejumlah terobosan baru di media sosial, dan tatap muka, Pemuda Lira akan menyampaikan pentingnya pemuda menggunakan hak pilih mereka dalam Pilkda 2018, Pileg dan Pilpres 2019. Untuk memaksimalkan program ini, rencananya Pemuda Lira juga akan bertemu dengan KPU. (*)