Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon mengapresiasi rencana siswa kelas X SMA Islam Alam dan Sains Al Jannah yang akan mengikuti seminar dan konferensi tentang lingkungan hidup,Caretakers of the Environment International di Austria. Menurut Fadli, DPR siap mendukung rencana sekolah Al Jannah mengirimkan dua utusan siswa yakni Gran Sando dan Fawwaz yang akan didampingi seorang guru.
“Kami sangat mengapresiasi hal itu karena membawa nama baik Indonesia dan terutama bagi siswanya sendiri menjadi pengalaman berharga, yang tidak terlupakan,” kata Fadli.
Menurutnya, expose terhadap internasional sejak dini terutama bagi siswa dalam masa pembentukan formative years sangat baik sekali. Karena mereka akan menjadi pribadi yang lebih unggul dan tidak minder, memiliki rasa self confidence tinggi dan berani bicara di forum internasional.
Dia juga berharap, moment penting ini juga dapat dialami oleh siswa Indonesia yang lain. Dan Fadli pun mengakui jika ketika masa sekolah dia pernah mendapat kesempatan mengenal budaya dari negara lain.
“Kita berharap siswa-siswa di Indonesia bisa mendapat kesempatan yang lebih luas di internasional. Pengalaman saya waktu SMA, saya pernah menjadi exchange program student di Amerika Serikat selama 1 tahun dan pengalaman itu menjadi pengalaman yang paling penting bagi saya. Karena expose awal pada dunia internasional, budaya lain, culture yang sangat berbeda tetapi membuat kita bisa mengerti budaya lain dan open minded,” tutur Fadli.
Kepala Sekolah SMA Islam Alam dan Sains Al Jannah Adelina Pane mengatakan jika kedatangan mereka adalah menginformasikan kegiatan dan meminta dukungan kepada pimpinan DPR. Sebab, kegiatan yang akan mereka ikuti tidak hanya mengenalkan proyek lingkungan para siswa, tetapi juga budaya dan karya siswa Indonesia ke konferensi lingkungan. Dalam konferensi itu, kedua siswa IPA SMA Islam Alam dan Sains Al Jannah itu akan mempresentasikan hasil temuan mereka yakni limbah atau sampah yang dimanfaatkan menjadi sumber energi cahaya.
“Jadi, sampah-sampah itu akan disambungkan dengan komponen lain yang juga dari barang bekas atau sampah dari kaleng, sehingga bisa menghasilkan lampu,” ujar Adelina. (*)