Tempo.Co

Indonesia dan Meksiko Menguatkan Kerja Sama di Bidang Perdagangan
Kamis, 26 April 2018
BKSAP menyampaikan pandangannya tentang kerja sama Indonesia-Mexico, Nusantara III, Gedung DPR RI, Kamis, 26 April 2018. (Foto: Tempo/Sukarnain)

Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI Juliari Batubara mengatakan jika Indonesia dan Meksiko telah menegaskan akan meningkatkan kerja sama bilateral, terutama antar parlemen sekaligus menelaah bidang-bidang yang membutuhkan perhatian khusus. Selama kunjungan ke Mexico City sejak 14 hingga 20 April 2018, delegasi DPR RI yang dipimpinnya melakukan pertemuan dengan Camara de Diputados (DPR Meksiko), Grupo de Amistad (Grup Kerja sama Bilateral), COMCE (Kadin), ProMexico (Badan Promosi Investasi dan Perdagangan Meksiko), dan IUSASOL (Perusahaan Penyedia Solusi Energi Terbarukan.

Dikatakan Juliari di Gedung DPR, Kamis 26 April 2018, ada poin beberapa penting dari pertemuan itu yakni kerja sama antara kedua negara yang telah terjalin saat ini belum mencerminkan potensi yang dimilik. Two way trade yang mencapai US dolar 1,2 miliar pada 2017 belum mencerminkan potensi maksimum. Beberapa upaya fasilitasi perdagangan yang telah ditempuh antara lain melalui Forum Konsultasi Bilateral ke-6 di Mexico City pada bulan November 2017 dan kerja sama antara Pelabuhan Lazaro Cardenas dengan Pelindo II. Kedua negara dapat pula mengeksplorasi kemungkinan perjanjian perdagangan bilateral menyusul sikap Amerika Serikat terhadap Meksiko terkait NAFTA.

“Kedua parlemen bersepakat untuk saling mendorong peningkatan kerja sama dari sektor perdagangan maupun peningkatan peningkatan people to people contact. Salah satu upaya yang telah dilakukan Indonesia adalah melalui pemberian fasilitas bebas visa 30 hari bagi warga negara Meksiko,” katanya.

Dalam kesempatan itu, delegasi BKSAP DPR juga memperjuangkan agar fasilitas bebas visa dapat berlaku secara resiprokal. Dan upaya ini disambut baik oleh Ketua Grupo de Amistad yang akan membuat petisi pemberian fasilitas bebas visa bagi warga negara Indonesia yang berkunjung ke Meksiko kepada pemerintah setempat.

Kemudian, dikatakan Anggota BKSAP Bara Krishna Hasibuan, sebagai upaya menyeimbangkan trade balance antara kedua negara yang saat ini surplus di pihak Indonesa, dapat dipertimbangkan penguatan kerja sama perdagangan di beberapa sektor.

“Meksiko memiliki ketertarikan kuat untuk ekspansi perdagangan daging halal dan ternak sapi ke pasar Indonesia,” ujar Bara.

Namun, untuk ternak sapi terkendala izin impor Kementerian Pertanian (Kementan) yang hanya 60 hari dan mahalnya biaya logistic pengiriman ternak hidup dari Meksiko ke Indonesia yang menyebabkan harga ternak asal Meksiko kurang kompetitif jika dibandingkan dengan Australia. Selain itu, ada beberapa komoditas Meksiko yang memiliki potensi untuk masuk ke pasar Indonesia yakni alpukat, jeruk nipis, tomat, biofuel dan peralatan media/farmasi.  

“Sedangkan Meksiko memiliki ketertarikan untuk mengimpor produk-produk pertanian, kayu dan furniture kayu, suku cadang pesawat dan automobile, jasa IT serta revitalisasi kerja sama antara Semen Gresik dan Cemex,” katanya.

Selain Juliari Batubara dan Bara Krishna Hasibuan, delegasi dari DPR yaitu Wakil Ketua BKSAP Nurhayati Monoarfa, Anggota BKSAP Dony Maryadi Oekon dan Abdul Kadir Karding. (*)