Dalam peringatan Hari Pendidikan 2 Mei, Wakil Ketua DPR RI Taufik Kurniawan mengatakan pola pendidikan Indonesia seharusnya mempunyai landasan yang strategis. Sehingga secara fundamental, pendidikan Indonesia tidak senantiasa berubah-ubah.
Dikatakannya di Gedung DPR, Rabu 2 Mei 2018, isu-isu terkini di masyarakat sebaiknya tidak serta-merta mengubah kebijakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Jika demikian terjadi, Taufik pesimis hasil pendidikan Indonesia akan bertahan dalam jangka panjang.
“Jangan kemudian isu yang kekinian menjadi pola yang mengubah kebijakan kementerian, maka hasil dari pendidikan tidak bisa dinikmati dalam waktu satu atau dua tahun,” tuturnya.
Pendidikan nasional mulai dari kurikulum, buku pelajaran, sistem pendidikan, sistem seleksi tidak serta merta diubah setiap terjadi pergantian menteri ataupun kurikulum. Semua kebutuhan dalam pendidikan nasional itu seperti kurikulum, buku pelajaran, sistem pendidikan dan sistem seleksi semestinya diimplementasikan dalam proses panjang hingga lebih dari 10 tahun.
“Tidak bisa pola pendidikan bersifat instan. Sistem pendidikan harus menjadi pola landasan kebijakan yang strategis. Untuk yang fundamental, pendidikan kita jangan senantiasa berubah-ubah,” kata Taufik Kurniawan.
Dia juga menyoroti sistem komputerisasi dalam penyelenggaraan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) 2017/2018 yang kini sedang diterapkan. Pelaksanaan UNBK semestinya tidak mengorbankan para pendidik dan pelajar. Sebab, sistem komputer dalam pelaksanaan ujian nasional di SMA dan SMP belum bisa digunakan di seluruh sekolah. Masih ada sejumlah sekolah yang tidak bisa mandiri melaksanakan UNBK lantaran minimnya infrastruktur.
“Sistemnya belum siap untuk mengarah ke perubahan secepat itu. Kita mengharapkan jangan serta merta. Pola pendidikan menurut saya tidak bisa secara instan, dan kajiannya menurut saya harus long term, tidak bisa sekonyong-konyong langsung diubah,” ucapnya. (*)