Wakil Ketua DPR Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat (Korkesra), Fahri Hamzah menyampaikan rasa duka cita yang mendalam atas wafatnya lima polisi dalam peristiwa kerusuhan antara napi teroris dengan aparat kepolisian di Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, jawa Barat, pada Selasa 8 Mei 2018 malam.
"Saya ikut berduka atas wafatnya Bhayangkara Negara dalam peristiwa di Mako Brimob. Semoga Allah SWT menerimanya di tempat terbaik," ucap Fahri.
Menurutnya, problem kebangsaan Indonesia dilematis, isu teroris seolah tidak pernah selesai. Padahal Indonesia adalah negara demokrasi terbesar di antara negara muslim.
Oleh karena itu, persoalan ini harus diusut tuntas. Penegakan hukum tidak hanya harus adil, tetapi harus nampak adil.
Soal adanya ketidakadilan ini, Fahri menilai bahwa di Mako Brimob ada masalah sebelumnya. Apalagi diketahui penyebab kerusuhan adalah masalah sepele, yaitu soal makanan.
"Awalnya kita mendengar ini soal ketidakpuasan perlakuan kepada napi khususnya napi teroris, belakangan isunya menjadi pemberontakan dari dalam. Apapun itu, korban nyawa ini besar. Ini tidak bisa simpang siur dan harus ada kejelasan. Mustahil tak ada kesalahan," kata dia.
Oleh karena itu, Fahri berharap agar ada evaluasi menyeluruh terhadap proses penyelenggaraan hukum, terutama di rumah tahanan (rutan) dan lembaga pemasyarakatan (lapas).
"Terlalu banyak masalah, dan terlalu diabaikan. Setelah kejadian kita baru sadar dan menyesal," kata dia. (*)