Tempo.Co

Ketua DPR : RUU Terorisme Akan Disahkan
Selasa, 15 Mei 2018
Ketua DPR RI Bambang Soesatyo mengatakan jika RUU Antiterorisme akan segera disahkan. Selasa, 15 Mei 2018. (Foto: Dok. DPR)

Ketua DPR RI Bambang Soesatyo menegaskan RUU Antiterorisme akan segera disahkan pada masa sidang DPR RI di bulan Mei ini. Pemerintah diminta satu suara dalam pembahasan finalisasi revisi UU terorisme di DPR.

"Presiden minta RUU Antiterorisme selesai paling lambat bulan Juni. Kami di DPR RI menegaskan siap untuk ketuk palu di bulan Mei ini. Tinggal pemerintah menyelesaikan masalah di internalnya agar satu suara dalam menyikapi revisi UU anti terorisme ini,” ujar Bamsoet di Mapolretabes Surabaya, Senin 14 Mei 2018.

Dia datang bersama Ketua DPD RI Oesman Sapta Odang, Wakil Ketua Komisi I DPR RI Satya Widya Yudha, Wakil ketua Komisi III DPR RI Desmond Junaedi Mahesa serta sejumlah Anggota Komisi III DPR RI, antara lain Herman Hery, Arteria Dahlan dan Masinton Pasaribu, Adies Kadir, Wihadi, dan Ahmad Sahroni. Rombongan mengadakan rapat dengan Kapolri, Kapolda Jawa Timur, Kakor Brimob dan jajaran lainnya.  

Dalam pertemuan itu dia meminta aparat kepolisian dan aparat penegak hukum lainnya bertindak tegas tanpa takut melanggar hak asasi manusia (HAM). Aparat kepolisian harus menyusup masuk ke dalam sel-sel kelompok teroris. Tanpa menunggu teroris melancarkan aksi teror, aparat kepolisian harus menangkap dan memeriksa jika dirasa ada dugaan kuat dan bukti yang cukup.

“Kepentingan bangsa dan negara harus didahulukan. Kalau ada pilihan antara HAM atau menyelamatkan masyarakat, bangsa  dan negara, saya akan memilih menyelamatkan masyarakat, bangsa dan negara kesatuan Republik Indonesia. Soal HAM, kita bahas kemudian. Jika terbukti kita proses hukum, tidak terbukti dilepaskan. Jangan kasih ruang bagi teroris untuk berlindung di balik nama HAM,” ucap Bamsoet.

Dia juga meminta pemerintah tidak ragu menutup situs maupun konten yang bermuatan radikal. Sebab, berdasarkan informasi dari Kapolri, para teroris memanfaatkan media sosial online untuk merakit bom. Jika provider maupun platform digital lamban menutup, pemerintah bisa memaksa.  

Bamsoet mengajak semua pihak meningkatkan kewaspadaan. Para tokoh masyarakat dan pemuka agama juga diharapkan ikut ambil peran dalam menjaga keteduhan dan keharmonisan di masyarakat. Para tokoh dan pemuka agama harus mencerahkan umatnya agar tak termakan isu yang dapat memecah bangsa maupun mengganggu kedamaian di Indonesia.

Bamsoet dan rombongan kemudian melanjutkan perjalanan menjenguk korban di RS Bhayangkara Surabaya. Duka mendalam dirasakan ketika melihat anak pelaku teror yang masih kecil tergeletak di rumah sakit karena terluka akibat melakukan aksi bom bunuh diri. (*)