Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) Nurhayati Ali Assegaf mengatakan aksi terorisme yang terjadi belum lama ini di sejumlah tempat di Indonesia menunjukkan bahwa Indonesia mengalami setback atau mundur ke belakang. Aksi terorisme yang terjadi di Indonesia dikarenakan karena sistem pembodohan, dan yang ikut bertanggungjawab pada peristiwa ini adalah para pemimpin.
“Ke mana para pemimpin, ke mana para alim ulama, ke mana para pemimpin agama. Kenapa ini bisa terjadi? Ini sebuah pembodohan, ini setback. Kenapa kita tidak perduli?,” tutur Nurhayati di Gedung DPR, Jumat 18 Mei 2018.
Menurut Nurhayati, untuk menangkal dan mencegah aksi terorisme, kebudayaan Indonesia harus dikembalikan ke kehidupan sehari-hari yakni meningkatkan pendidikan dan budaya gotong royong dan kebersamaan bukan individualis.
“Kejadian belum lama ini terjadi karena banyak orang ini tidak bergaul, tidak bersosialisasi. Dan saya mengira tidak hanya orang-orang itu saja yang tidak bersosialisasi. Tetapi banyak sekali di perumahan yang tidak saling mengenal,” katanya. (*)