Tempo.Co

Kenaikan ICP dan Pelemahan Rupiah Harus Disikapi
Rabu, 30 Mei 2018
Anggota Komisi VII DPR RI Herman Kheron berharap pemerintah mempunyai strategi menjaga harga minyak di masyarakat, Nusantara I Gedung DPR RI, Rabu, 30 Mei 2018. (Foto: Tempo/Sukarnain)

Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Herman Khaeron mengatakan jika kenaikan Indonesia Crude Price (ICP) dan pelemahan nilai rupiah ini harus disikapi dengan bijak. Sebab, kenaikan atau lifting hanya 780 ribu barel, sementara Indonesia membutuhkan bahan bakar minya (BBM) 1,6 juta barel per hari.

“Kita kan butuh BBM 1,6 juta barel per hari. Artinya kita ada minus. Otomatis minus ini menggerus keuangan Pertamina karena sampai sekarang ini kebijakan harga ada di pemerintah, tetapi kebijakan penyalurah tetap harus disalurkan,” ujarnya di sela-sela pertemuan dengan Wakil Menteri (Wamen) Arcandra Tahar dan jajaran Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) di Gedung DPR, Rabu 30 Mei 2018.

Persoalan ini, kata Herman harus dipikirkan oleh pemerintah. Bukan menjadi kebijakan Pertamina atau Kementerian ESDM, karena yang mempunyai kebijakan subsidi itu berada pada ranah Kementerian Keuangan.  

“ESDM harus mengusulkan segera, solusi apa saja. Termasuk yang disampaikan Wamen bagaimana mengkonversi minyak milik negara dengan harga asumsi dasar APBN 2018. Yah Bisa. Tetapi kan hanya 550 ribu barel crude  oil, kemudian hanya menjadi 400 ribu barel berarti masih kurang 1,2 juta. Nah kekurangan itu mau ditutupi dari mana?,” tuturnya.

Persoalan ini katanya bukan hal sederhana. Pemerintah dan DPR dapat duduk bersama untuk menemukan jalan yang tepat sehingga tidak menggerus daya beli masyarakat. Tetapi di sisi lain tidak menggerus keuangan Pertamina. (*)