Tempo.Co

Anak Korban Gempa Butuh Makanan Bergizi
Rabu, 01 Agustus 2018
Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah mengatakan anak korban gempa di Lombok perlu mendapat perhatian khusus, di Gedung DPR RI, Nusantara III, Kamis, 2 Agustus 2018. Foto (Tempo/Sukarnain)

Anak-anak korban gempa di Pulau Lombok dan Sumbawa butuh asupan makanan bergizi dan bantuan kesehatan mental (trauma healing). Demikian hal itu disampaikan Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah di Gedung DPR, Kamis, 2 Agustus 2018. Gempa berkekuatan 6,4 Skala Richter yang terjadi pada Minggu, 29 Juli 2018 telah menghancurkan ribuan tempat tinggal dan korban jiwa.  Akibatnya, situasi ekonomi dan kegiatan sosial masyarakat tidak dapat berjalan normal termasuk untuk mencari asupan makanan bergizi.

Hingga saat ini, korban gempa masih mengandalkan pasokan bantuan makanan dari masyarakat yang umumnya berupa makanan cepat saji seperti mie instan.

“Saya perhatikan bantuan masyarakat secara sukarela kepada anak-anak itu kebanyakan berbentuk mie instan. Tidak ada makanan yang bagus untuk anak-anak,” kata Fachri.

Padahal, jika dikonsumsi terus menerus, mie instan tidak baik untuk anak-anak. Sebab di dalamnya mengandung perasa atau monosodium glutamate (MSG) tinggi. Anak-anak butuh sayur, buah, daging dan makanan bergizi lainnya yang mengandung protein dan vitamin.  

Oleh karena itu, Fahri kini tengah mengupayakan mengirim 1 truk susu bagi anak-anak korban gempa. Sehingga ada tambahan makanan lain.

Selain susu bagi anak-anak, dia juga akan mengirim selimut karena daerah bencana gempa ini berlokasi di pinggir pantai. Dipastikan, suhu udara di malam hari sangat dingin.

“Wilayah ini dihimpit oleh pantai dan gunung. Cuacanya naik turun,“ kata Fahri.

Fahri juga sudah melibatkan sejumlah relawan untuk mengembalikan semangat anak-anak pasca gempa dengan upaya trauma healing. Bencana gempa dipastikan menyebabkan sejumlah anak-anak trauma, ketakutan apalagi ketika melihat teman, saudara atau orangtuanya meninggal dalam bencana tersebut.

Oleh karena itu dia meminta pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan  BNPT ikut mendukung upaya kesehatan mental ini dengan menyediakan tenda-tenda sebagai tempat belajar layaknya sekolah, berinteraksi kembali dengan anak-anak lain dan melupakan sejenak musibah yang menimpa mereka. (*)