Tempo.Co

Bantuan Bagi Korban Bencana Sebaiknya Makanan Bergizi
Senin, 06 Agustus 2018
Melalui relawan Fahri Voice, Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah menyalurkan bantuan kepada korban Gempa Lombok, berupa susu siap minum sebanyak 240 ribu kotak, selimut, buku dan krayon serta sejumlah kebutuhan bayi. Senin, 6 Agustus 2018. Foto Dok. DPR

INFO DPR - Untuk membantu menghilangkan trauma, anak korban gempa perlu dukungan psikologis. Selain itu, upaya pemulihan dapat dilakukan melalui bantuan memberi pasokan makanan yang cukup gizi dan sesuai kebutuhan. 

Melalui relawan Fahri Voice, Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah menyalurkan bantuan kepada korban gempa di Lombok. Bantuan tersebut berupa kebutuhan sehari-hari berupa susu siap minum 240 ribu kotak, gula 2 ribu kg, selimut 1000 buah, buku 1000 eksemplar, krayon 1000, makanan bayi 1000 kotak, pasta gigi 1000 buah, sabun 1000, diapers anak-anak 1000 buah, dan pembalut 1000 buah. Bantuan ini didistribusikan melalui Posko Bantuan di SD 01 Sajang, Sembalun.

Semuanya akan diserahkan ke beberapa lokasi yang sulit terjangkau, seperti Batu Jong, Obel-Obel, Sembalun, Medain dan beberapa lokasi  lainnya. Secara simbolis, Fahri Voice menyerahkan bantuan kepada korban gempa di Desa Obel-Obel yang menjadi titik evakuasi ratusan korban dibawah tenda darurat. Bantuan itu diterima kepala desa dan perwakilan anak-anak.

“Semoga bantuan ini digunakan sebaik-baiknya," ujar Ika, perwakilan Fahri Voice.

Sementara itu, dikatakan Fahri saat ini yang tidak kalah penting adalah memulihkan kondisi psikologis warga korban gempa, terutama anak-anak.  Upaya untuk memulihkan trauma dapat dilakukan dengan memberi asupan makan yang cukup gizi.

“Anak-anak masih trauma, mereka belum bisa tidur setelah kejadian. Mereka harus dihibur dan dipulihkan. Jangan kasih mereka banyak makan mie instan. Beri mereka susu, daging dan protein yang cukup,” ujar Fahri.

Gempa berkekuatan 6,4 Skala Richter dengan kedalaman 24 km telah mengguncang pulau Lombok dan Sumbawa di Nusa Tenggara Barat, dan Pulau Bali, Minggu, 29 Juli 2018. Dampak paling besar terjadi di wilayah Sambelie, Bayan dan Sembalun yang merupakan salah satu pos pendakian menuju Gunung Rinjani yang sedang ramai pengunjung. (*)