Tempo.Co

Wakil Ketua DPR Mendorong Gerakan 'Koin untuk Lombok'
Rabu, 08 Agustus 2018
Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah Dukung Gerakan `Koin untuk Lombok, Rabu, 8 Agustus 2018. Foto Dok. DPR

INFO DPR - Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah masih terus memberi dukungan kepada korban bencana gempa di Lombok. Saat tiba di Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB), Rabu, 8 Agustus 2018, Fahri mendorong gerakan ‘Koin untuk Lombok’ sebagai bantuan recovery bagi korban gempa di Lombok dan sekitarnya. Selain memberi spirit, bersama relawan, Fahri juga menyerahkan bantuan yang berhasil dikumpulkannya dari keluarga dan kolega.

Dalam kesempatan itu, dia mengusulkan agar pemerintah menaikkan status bencana di Lombok sebagai bencana nasional.  Alasannya, karena di wilayah ini telah terjadi sekitar 800 kali getaran dan dua kali ayunan bumi yang mematikan. Gempa bumi berkekuatan 6,4 Skala Richter pada Minggu, 29 Juli 2018, akibat aktivitas Sesar Naik Flores (Flores Back Arc Thrust) ini berdampak hingga Sambalia dan Sembalun - Lombok Timur, beserta Bayan Lombok Utara. Kemudian, sepekan kemudian, Minggu, 5 Agustus 2018, goncangan kembali melanda Lombok dengan kekuatan 7,0 SR.

“Sebagian rumah-rumah warga hancur rata dengan tanah, fasilitas ibadah, pendidikan dan kesehatan juga retak-retak bahkan roboh," kata dia.

Selain robohnya beberapa infrastruktur dan rumah-rumah warga, kurang lebih 20 orang warga dan wisatawan meninggal dunia, ribuan warga luka-lukan dan hingga kini masih bertahan di tenda-tenda pengungsi lantaran khawatir masih ada gempa susulan. Kendati demikian, sejauh ini dia mengucap syukur karena dukungan bagi korban gempa terus berdatangan. Saat seperti ini, seluruh masyarakat Indonesia tetap peduli dan saling berbagi.

"Alhamdulillah, respon pemerintah cepat. Bantuan dari berbagai NGO dan lembaga charity mengalir sampai kepada korban. Sepanjang jalur Sambalia, Sembalun, kamp-kamp pengungsi dengan bantuan dari berbagai elemen masyarakat,” tutur Fahri.

Gempa pada gelombang kedua menambah korban jiwa terutama di tiga kecamatan Sambalia, Sembalun dan Bayan, di lima kabupaten/kota atau setengah dari Pulau Lombok .

"Di Lombok Utara menjadi seperti daerah mati. Di sanalah episentrum gempa kali ini. Lombok Timur, Lombok Barat, Mataram dan Lombok Tengah juga terkena. Sepanjang jalan raya rumah-rumah hancur berantakan. Seperti habis dilibas ekor raksasa," kata Fahri.

Penanganan gempa tidak cukup hanya ditangani dari Lombok, namun harus ditangani secara nasional dengan pasokan sumber daya dari luar NTB. Dia berharap Presiden Joko Widodo dan jajarannya memberikan perhatian ekstra bagi korban gempa di Lombok.

"Pak Jokowi, juga para menteri terkaitnya, tolong lihatlah tempat kami. Setengah pulau kami roboh, ratusan orang meninggal ditambah lagi dengan putusnya aliran listrik dan air. Sumber daya lokal juga sudah tidak lagi memadai. Ini bencana nasional," ujar Anggota DPR dari Dapil NTB ini.

Recovery pasca gempa memerlukan waktu yang lama. Kawasan Lombok Utara harus dibangun dari awal, tidak hanya bangunan fisik namun yang tidak kalah penting adalah memperbaiki luka dan trauma. Bahkan, perbaikan kawasan pariwisata juga harus menjadi perhatian serius.

Fahri dan rombongan relawan juga menyempatkan diri melakukan mengunjungi posko darurat gempa milik TNI di Kabupaten Lombok Utara. Di tempat ini, dia berdialog dengan petugas posko dan para pengungsi. (*)