INFO DPR - Lobby Gedung Nusantara III DPR RI riuh oleh gelak tawa. Aksi kesebelas peserta finalis Stand Up Comedy ‘Kritik Terhadap DPR’ berhasil mengocok perut para penonton yang diantaranya Ketua DPR Bambang Soesatyo, Wakil Ketua DPR Fadli Zon dan Fahri Hamzah, dan Sekjen DPR Indra Iskandar.
Dari penilaian juri yaitu komedian Cak Lontong, pioneer stand up comedy Iwel Wel dan Ketua Dewan Juri Effendi Gozali, maka Aji mendapat nilai tertinggi yaitu 266. Aji mengalahkan 10 peserta lain, dia berhasil membawa pulang uang Rp 25 juta dan sebuah motor bebek.
Dalam aksinya, Aji memang tidak henti-hentinya mengemukakan kritik terhadap DPR yang dikaitkannya dengan kesehariannya sendiri. Sejak awal Aji menilai jika kelakuan nakalnya semasa di STM tidak ubahnya seperti kelakuan Anggota DPR. Misalnya ulahnya tidur di kelas yang disamakannya dengan Anggota DPR yang suka tidur dalam rapat atau aksi Aji yang pernah korupsi uang sekolah sama halnya seperti perbuatan sejumlah oknum Anggota DPR.
“Ada oknum DPR korupsi, aku juga korupsi duit SPP. DPR kalau ketahuan korupsi, dipenjara, enak. Aku pernah ketahuan korupsi uang SPP Rp 100 ribu digesperin sampai nangis. Ngga adil. DPR, korupsinya miliaran lebih, harusnya hukumannya lebih,” kata Aji.
Kemudian, menurut Aji, ketika dia jadi presiden kelak, jika ada Anggota DPR yang ketahuan korupsi, harusnya diberi hukuman yang sama seperti kepada dirinya. “
Hukumannya digesperin. Digesperin seluruh rakyat Indonesia,” ujarnya yang disambut gelak tawa seluruh penonton.
Itu adalah secuil kritiknya kepada DPR. Kesebelas peserta lain juga mengkritik sejumlah kebijakan DPR termasuk rencana membangun toilet senilai Rp 1,4 miliar dan hal-hal lain yang berkaitan dengan kebijakan DPR.
Banyak kritik yang dikemukakan para peserta. Namun juri memilih bahwa pemenang lain selain Aji, yaitu peringkat kedua dan ketiga Stand Up Comedy ‘Kritik Terhadap DPR’ adalah Marsel dan Cici.
Terkait dengan kritikan yang disampaikan di atas panggung dengan cara lucu, Ketua DPR Bambang Soesatyo mengatakan jika lomba Stand Up Comedy merupakan salah satu lomba ‘Kritik Terhadap DPR’ selain lomba meme dan essai.
Menurut Bamsoet, selama ini DPR sering melakukan kritik terhadap pemerintah. Dan kali ini justru DPR harus menerima kritik dari masyarakat. Menurutnya, kritik itu bagaikan vitamin yang menyehatkan kerja DPR, demokrasi serta kehidupan berbangsa dan bernegara.
“Mari kita jadikan kritik sebagai cermin untuk mengaca diri sekaligus cambuk untuk memacu perbaikan kinerja DPR ke depan,” ucap Bamsoet. (*)