Tempo.Co

Nilai Perdagangan Indonesia - Chile Surplus
Senin, 03 September 2018
Wakil Ketua DPR RI Utut Adiyanto, Nilai perdagangan Indonesia Chile surplus, Senin, 3 September 2018. Foto Dok. DPR

INFO DPR - Dari pertemuan DPR dengan Sekretaris Jenderal Kementerian Luar Negeri Chile banyak hal yang dibahas terutama dalam rangka peningkatan kerja sama kedua negara dan tindak lanjut dari MoU-MoU yang belum terselesaikan. Banyak peluang antara kedua negara yang nanti akan didorong dengan mitra-mitra DPR di parlemen dengan sejumlah kementerian diantaranya  Kementerian Perikanan dan Kelautan, Kemenko Maritim, Kementerian Pemuda dan Olahraga dan juga Kementerian Pariwisata. 

Wakil Ketua DPR RI Utut Adianto menyampaikan bahwa Chile merupakan negara yang ekonominya termakmur di kawasan Amerika Latin, hal tersebut disampaikan saat bertemu dengan Sekjen Kementerian Luar Negeri Chile di Santiago, Kamis, 30 Agustus 2018, waktu setempat.

"Kita pahami kalau dari sisi sumber daya alam, Chile tidak semelimpah negara-negara tetangga, namun Chile menjadi negara yang ekonominya termakmur di kawasan Amerika Latin," kata Utut.

Chile merupakan negara yang memanjang bentuknya, dengan kekayaan alam yakni Pegunungan Andes dan pegunungan lainnya. Mereka bisa mendapat penghasilan yang sangat besar dari pariwisata.

"Tentu ada baiknya kita belajar dari mereka dan mereka juga membuka ruang untuk kerja sama yang lebih baik lagi. Kita sendiri menyatakan Indonesia sebenarnya pasar besar untuk investasi mereka," ujarnya.

Indonesia merupakan negara penghasil indomie terbesar dan juga penghasil makanan dan minuman yang tersedia setiap saat yang sebetulnya dibutuhkan. Utut mendorong agar KBRI di Chile bisa memfasilitasi akan potensi tersebut.

Dan, jika ditilik dari nilai perdaganganya, saat ini Indonesia sudah mengalami surplus diangka 60 juta USD. Total perdagangan kedua negara mendekati 300 juta USD persisnya diangka 278 juta USD.

“Sekarang yang perlu didorong lagi selain perdagangan yang sudah establish, potensi kerja sama kedua negara harus kita maksimalkan," jelasnya.

Sebagaimana diketahui bahwa, Pemerintah Indonesia dan Republik Chile telah menandatangani Kesepakatan Kerja Sama Ekonomi Komprehensif (CEPA) yang akan menghapuskan tarif bea masuk produk dalam negeri untuk 7.669 pos tarif atau hampir 90 persen dari seluruh pos tarif Chile.

Utut juga menyadari bahwa ada satu hal hambatan yang tidak mudah bagi kedua negara yaitu jarak antara kedua negara yang begitu jauh. Namun, Utut menegaskan bahwa Indonesia harus tetap memperluas pasar dan membuat diversifikasi patner di seluruh dunia. Jadi, kerja sama tidak bisa hanya dengan satu negara makin banyak berhubungan dengan negara lain itu akan semakin baik. Bahkan, jika masih minim sumber daya manusia, dia akan mendorong adanya penambahan staf KBRI di Chile guna memaksimalkan potensi kerja sama kedua negara. (*)