Tempo.Co

Ketua DPR Membuka WPFSD di Bali
Rabu, 12 September 2018
Ketua DPR RI Bambang Soesatyo ketika membuka WPFSD di Bali, Rabu, 12 September 2018. Foto Dok. DPR

INFO DPR - Ketua DPR RI Bambang Soesatyo mendorong parlemen dunia meningkatkan kerja sama lintas sektor serta melakukan inovasi pada keuangan, teknologi, infrastruktur dan kemitraan untuk memastikan semua orang memiliki akses ke energi berkelanjutan. Akses ke energi bersih, aman dan terjangkau, dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

Menurut Bamsoet saat membuka World Parliamentary Forum on Sustainable Development (WPFSD) di Bali, Rabu, 12 September 2018, akses ketersediaan energi seperti listrik sangat penting dalam berbagai aspek kehidupan manusia.

“Namun, hal ini menjadi tantangan besar bagi kita mengingat ketergantungan pada energi fosil dan pengembangan sumber energi terbarukan masih sangat terbatas," ujarnya.  

WPFSD merupakan wadah pertemuan Parlemen Dunia yang digagas DPR RI sejak tahun 2017. Forum ini secara khusus diselenggarakan untuk meningkatkan peran Parlemen Dunia dalam mendukung pencapaian Agenda Pembangunan Berkelanjutan (SDGS) 2030. Di pertemuan pertama pada 2017, berhasil merumuskan pembangunan yang inklusif dan merata sehinga tidak ada pihak yang ditinggalkan. 

WPFSD diselenggarakan 12-13 September 2018, diikuti sekitar 45 negara. Antara lain Argentina, Bahrain, Bolivia, Iran, Iraq, Jordan, Palestina, Peru, Serbia, Uni Emirat Arab, Venezuela, Kribati, Solomon Island, Tonga, Armenia, Botswana, Egypt, Ghana, Madagaskar, Micronesia, Mongolia, Moroco, Serbia, Timor Leste serta Turki. Pertemuan WPFSD ini membahas topik 'Menuju Energi Berkelanjutan untuk Semua'.

Selain itu, ikut serta 5 negara observer yaitu Belarus, China, Nigeria, Papua New Guinea, dan Qatar. Tak ketinggalan, organisasi internasional serta pemerintahan juga turut hadir. Antara lain ASEAN Inter Parliamentary Assembly/AIPA, Ernst & Young, Geneva Council for International Affairs and Development/GCIAD, United Nations Environment Programme/UNEP, Westminster Foundation for Democracy/WFD dan Women Political Leader Global Forum/WPL.

Bamsoet menuturkan, permintaan energi semakin meningkat seiring peningkatan jumlah penduduk dan pembangunan yang terus berkembang. Ketergantungan terhadap energi fosil terutama minyak bumi menimbulkan kekhawatiran mengingat energi tersebut bukan energi yang terbarukan.

"Potensi energi terbarukan seperti biomasa, panas bumi, energi surya, energi air, dan energi angin cukup besar. Hanya saja sampai saat ini pemanfaatannya masih sangat terbatas," ucapnya.

Namun pemanfaatan energi terbarukan yang masih terbatas disebabkan banyak faktor. Antara lain harga yang belum kompetitif bila dibandingkan dengan energi fosil, penguasaan teknologi yang rendah sehingga nilai impornya tinggi, keterbatasan dana untuk penelitian, pengembangan, maupun investasi, serta infrastruktur yang kurang memadai.

Sumber energi terbarukan, seperti angin, matahari dan air, di banyak negara berkembang di Afrika, Asia, dan Amerika Latin bisa diubah menjadi keuntungan ekonomi untuk mempersempit kesenjangan regional.

Saat membuka forum WPFSD tersebut, Bamsoet juga menandatangani Sampul Hari Pertama (First Day Cover) World Parliamentary Forum on Sustainable Development. Penandatanganan juga dilakukan oleh para Wakil Ketua DPR RI seperti Fadli Zon, Agus Hermanto dan Utut Adianto, serta Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen DPR RI (BKSAP) Nurhayati Ali Assegaf. Disaksikan Gita Noviandi (Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat Perkumpulan Filateli Indonesia). DPR RI mempelopori hal ini agar kegiatan WPFSD bisa tercatat dalam lembar memori sejarah Bangsa Indonesia melalui filateli. (*)