INFO DPR - Anggota Komisi XI DPR RI yang juga Ketua DPP PDIP Maruarar Sirait mengatakan dari beberapa survei, dalam pemilu, tidak ada partai politik yang menang dua kali berturut-turut. Pada diskusi di Gedung DPR bertajuk 'Isu Dua Kaki Demokrat Ganggu Parpol Koalisi?, Kamis, 13 September 2018, Maruarar mengakui jika hal tersebut dapat diartikan bahwa lebih berat mempertahankan kepercayaan rakyat daripada merebut kemenangan.
“Beberapa survei mengatakan bahwa pemilu 1999 sesudah reformasi yang menang adalah PDI-perjuangan. Pada 2004 yang menang adalah partai Golkar, 2009 partainya bapak Syarif (Partai Demokrat) dan 2014 partai kami lagi (PDIP),” ujarnya.
Selain Maruarar, narasumber lain yakni Anggota Komisi I DPR RI yang juga Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Sjarifuddin Hasan, Anggota Komisi II DPR RI yang juga Ketua DPP PAN DPR RI Yandri Susanto.
Pada kesempatan saat ini, Maruarar yakin jika PDI Perjuangan bisa menang dua kali berturut-turut. Namun tentu kemenangan itu karena keputusan dari rakyat, dan rekam jejak kader dari PDIP yang jauh dari isu korupsi.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum Partai Demokrat, Sjarifuddin Hasan mengakui jika partainya mengambil sikap menentukan pilihan pada pasangan Presiden dan Calon Presiden Prabowo Subianto – Sandiaga Uno dilakukan pada last minute. Keputusan akan bergabung yaitu 24 Juli 2018 setelah Prabowo bertandang ke kediaman pimpinan tertinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono.
Kendati demikian, dia mengakui jika di lapangan pemikiran politik kader Partai Demokrat berbeda. Dari hasil survei yang dikumpulkan dari seluruh Indonesia, dari 34 provinsi di seluruh kader Partai Demokrat, hampir 80 persen memilih Prabowo dan sisa 20 persen adalah suara untuk mendukung Calon Presiden Joko Widodo.
“Dari yang lebih daripada 20 persen itu memang kebanyakan dari Jawa Timur, Papua, NTT. Urutannya Jawa Timur paling tinggi kemudian Papua, kemudian NTT, Bali kemudian Sulawesi Utara itu hanya puluhan puluhan orang saja, jadi ada itu seluruh Indonesia,” ucap Syarief.
Menurutnya, saat ini tengah diupayakan agar pendukung 20 persen itu beralih pilihan.
Serupa dengan Partai Demokrat, Ketua DPP PAN DPR RI, Yandri Susanto mengakui jika di wilayah NTT, Papu dan Kepri memberi dukungan kepada Calon Presiden Jokowi. Namun, di rakernas PAN secara bulat tetap mendukung Prabowo-Sandi.
“Jadi di PAN ada juga namun setelah kami putuskan maka mereka tunduk dan patuh dengan keputusan itu,” ujarnya.
Menyikapi tudingan bahwa Partai Demokrat setengah-setengah memenangkan Prabowo, Yandri menilai isu tersebut fitnah.
“Tidak mungkin. Karena dokumen yang dibawa ke KPU itu, saya juga melihat langsung, Pak SBY yang paling utama menandatangani di ruangan beliau di Kuningan, Jumat, pagi sebelum berangkat ke KPU,” ucapnya. (*)