Tempo.Co

DPR Menilai Ujian Sekolah SD Lebih Kondusif
Rabu, 18 Mei 2016
Sekolah seharusnya tidak membebani anak didik untuk mendapatkan nilai yang tinggi.

Anggota Komisi X DPR, My Esti Wijayati, menilai, persiapan ujian sekolah (US) tingkat sekolah dasar (SD) dan sederajat tahun ini lebih matang. Pasalnya, hingga hari kedua pelaksanaan ujian, ia belum mendapat laporan terkait dengan adanya masalah di lapangan. Ujian berlangsung mulai Senin 16 Mei 2016.

“Belum ada masukan dari lapangan yang mengatakan ada keterlambatan soal, kebocoran soal, atau permasalahan lainnya. Pemerintah lebih siap,” ujar Esti saat ditemui seusai rapat paripurna, di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa, 17 Mei 2016.

Lebih lanjut, ia menilai, kesiapan peserta juga lebih baik. Ujian sekolah tidak menjadi satu-satunya penentu syarat kelulusan. Karena itu, orang tua tidak membebani anak.

“Anak-anak tidak seperti dulu yang terbebani harus mendapatkan nilai tinggi. Secara psikologis, hal itu menekan anak. US bukan sesuatu yang berat. Kesiapan mental anak juga lebih baik,” ucap Esti.

Esti memberi catatan terkait dengan hasil US SD yang akan menjadi alat ukur utama masuk ke jenjang berikutnya. Ia berharap, sistem itu dapat ditinjau kembali. Pasalnya, ia mendapat masukan dari para orang tua agar sistem masuk jenjang sekolah menegah pertama (SMP) dan sederajat dikembalikan ke sistem tes.

“Kami berharap, ada peninjauan kembali apakah hasil US menjadi satu-satunya pengukur ke jenjang berikutnya. Karena ada orang tua yang menyampaikan lebih baik sistemnya kembali seperti dulu, yakni memakai tes,” tutur wakil rakyat asal dapil D.I. Yogyakarta itu.

Sementara itu, anggota Komisi X DPR lainnya, Dwita Ria Gunadi, mengaku telah meninjau langsung salah satu sekolah yang melangsungkan ujian, yakni SD Negeri 2 Rawa Laut, Bandar Lampung, pada Senin, 16 Mei 2016. Ia melihat suasana sangat kondusif.

“US SD tidak begitu mengkhawatirkan dibanding sekolah di tingkat atasnya. Yang kami harapkan ialah integritas sekolah dan peserta untuk jujur. Kejujuran dimulai dari diri sendiri untuk memberi contoh kepada anak-anak,” kata Dwita Ria. Wakil rakyat asal Lampung itu juga mengingatkan sekolah tidak membebani anak didik untuk mendapatkan nilai yang tinggi, yang justru membuat sekolah itu memberikan bocoran jawaban kepada anak-anak. (*)