INFO DPR - Anggota Komisi I DPR RI Effendi Simbolon menilai saat ini independensi media menjelang pelaksanaan pemilihan presiden 2019 masih terjaga dengan baik. Meskipun diakuinya ada beberapa kasus di media tertentu secara terbuka telah menyampaikan dukungannya kepada salah satu pasangan calon presiden dan wakil presiden.
“Independensi media sudah bagus walaupun tadi ada beberapa kasus. Sepanjang share holder-nya masih berkaitan dengan kepentingan politiknya, terus bagaimana lagi,” kata Effendi ketika menjadi narasumber dalam diskusi diskusi 'Menjaga Independensi Media Jelang Pilpres 2019’.
Selain Effendi, narasumber yang menyampaikan pemikirannya yakni Ketua Dewan Pers Yoseph Adi Prasetyo, dan pengamat politik Boni Hargens.
Menurut Effendi, permasalahan independent media dalam menjaga pemberitaan menjelang pemilihan umum ini terjadi hampir di seluruh negara. Khusus di Indonesia dia berharap ada pengawasan dari Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) dari sisi konten dan Dewan Pers mereduksi ketidakindependensi itu.
“Di seluruh dunia sama. Pasti ada keberpihakan subjektif, tinggal pengawasan dari KPI dari sisi konten dan dari Dewan Pers yang mampu mereduksi,” kata Effendi.
Effendi menilai menjaga keindependenan dalam sebuah media tidak mudah. Terutama dalam sebuah media cetak dan televisi sebab proses publikasi akan melibatkan newsroom atau meja redaksi yang mengelola konten berita / narasi. Kendati demikian, menurutnya, publik yang cerdas akan menilai mana media yang tidak objektif / tidak independen.
Sementara itu Yoseph mengatakan jika dalam publikasi pemberitaan media harus mengikuti kode etik jurnalistik dan ketentuan perundang-undangan dalam hal ini UU Pers bahwa pemberitaan itu dari mana pun sumbernya harus menyampaikan kebenaran. Semua peliput berita yang berada dalam sebuah media harus melakukan tiga hal utama ketika mendapat atau menerima sebuah sumber berita yakni melakukan konfirmasi, verifikasi dan klarifikasi.
“Tugas media hanya memberitakan kebenaran,” kata Yoseph. (*)