Tempo.Co

Ketua DPR Buka Konser di Selandia Baru
Minggu, 11 November 2018
Ketua DPR Bambang Soesatyo membuka konser persahabatan di Wellington, Selandia Baru, 11, November 2018. Foto Dok. DPR

INFO DPR - Ketua DPR RI Bambang Soesatyo berharap diplomasi di bidang kebudayaan akan kian mempererat hubungan antara Indonesia dengan Selandia Baru. Terlebih, baik Indonesia maupun Selandia Baru masih memiliki kesamaan secara etnis. Hal itu dikatakan Bambang Soesatyo ketika membuka konser persahabatan Indonesia – Selandia Baru 'The Symphony of Friendship', di The Opera House, Wellington, Jumat, 9 November 2018. 

"Indonesia dan Selandia Baru memiliki kesamaan rumpun bangsa Pasifik, yaitu Melanesia dan Polinesia. Karena dua daerah di Papua, dua daerah di Maluku dan satu daerah di Nusa Tenggara Timur berada di wilayah Pasifik. Jadi, secara geografis selain masuk rumpun Asia, Indonesia juga termasuk dalam rumpun Pasifik," ujar Bambang Soesatyo. 

Konser 'The Symphony of Friendship' yang digelar selama 90 menit ini menampilkan tiga penyanyi Indonesia, yaitu Gita Gutawa, Edo Kondologit dan Andmesh Kamaleng. Selain itu, tampil pula dua penyanyi dari suku Maori Selandia Baru, Maisey Rika dan Tama Waipara diiringi Wellington Orchestra dengan arranger serta konduktor Erwin Gutawa.

Sekitar 1.000 lebih penonton dari Indonesia, Selandia Baru, Tonga dan Samoa menikmati konser dua negara tersebut. Mereka bernyanyi dan menari bersama tanpa sekat perbedaan negara.

Setidaknya, 15 lagu dibawakan dalam konser ini. Lagu asal Selandia Baru berjudul 'Haere Mai', 'Pokarekare Ana', 'Tangaroa Whakamautai', 'Hine E June', 'Haumanu' serta 'Aotearoa'. Sementara lagu dari Indonesia antara lain, 'Pangkur Sagu', 'Bolebo', 'Gemufamere', 'Siomama', serta 'Rame-Rame'. 

Satu lagu dari Indonesia yang sangat populer di Pasifik berjudul 'Mimpi Sedih', dibawakan dengan epic secara duet oleh Andmesh Kamaleng dan Tama Waipara. Lagu ini telah banyak diterjemahkan dalam berbagai bahasa di wilayah Pasifik. Di Selandia Baru sendiri, saduran lagu 'Mimpi Sedih' diberi judul 'E Ipo' yang dipopulerkan penyanyi legenda Selandia Baru, Prince Tui Teka. Standing upplause membahana usai lagu 'Mimpi Indah' dan 'I Po' dibawakan secara bersamaan.

Dikatakan Bambang Soesatyo, konser 'The Symphony of Friendship' merupakan bagian dari rangkaian perayaan 60 tahun hubungan diplomatik Indonesia dengan Selandia Baru. Konser istimewa ini sengaja digelar untuk menunjukan kepada dunia bahwa Indonesia adalah bagian dari rumpun Pasifik yang memiliki kesamaan budaya.

Konser 'The Symphony of Friendship' juga dapat menjadi salah satu sarana meningkatkan kerjasama Indonesia dengan Selandia Baru dalam konteks Pacific Engagement, terutama dalam people to people connectivity. Selain, untuk memuluskan diplomasi Indonesia di wilayah Pasifik.

"Saya harap orkestra ini bisa menjadi jembatan antara Indonesia dan Selandia Baru dalam saling memahami dan semakin mempererat hubungan kedua negara. Kolaborasi musik ini bukan hanya sebagai ekspresi melodi dari perasaan dan komunikasi artistik di dalam pikiran. Namun juga sebagai jembatan untuk saling memahami peradaban dan juga menjadi simfoni dalam persahabatan warga kedua negara," katanya.

Dalam kesempatan tersebut, Bambang Soesatyo tak lupa menyelipkan sebuah pantun,

“Dari Jakarta ke Selandia Baru,

transit di Sydney membeli sepatu,

ayo perkuat hubungan dengan Selandia Baru,

agar Rumpun Pasifik semakin menyatu”. (*)