Ketua Umum Partai Golkar periode 2016-2020 yang juga Ketua Fraksi Partai Golkar Setya Novanto akan melakukan rekonsiliasi dan konsolidasi di tubuh Partai Golkar mulai dari tingkat Pusat hingga daerah.
"Langkah pertama rekonsiliasi dan konsolidasi ini akan saya mulai dari Fraksi Partai Golkar yang ada di DPR agar tidak ada lagi dua kubuh yang terpecah seperti yang terjadi selama 1,5 tahun ini," ujar Novanto dalam acara diskusi Dialektika Demokrasi yang kali ini mengambil tema "Quo Vadis Golkar Di Parlemen dan Pemerintahan" di Ruang Koordinatoriat Wartawan Parlemen, Gedung Nusantara III Komplek Parlemen Senayan Jakarta, Kamis, 19 Mei 2016.
Menurut Novanto, Fraksi Partai Golkar nanti semia akan kembali ke fungsi-fungsinya untuk melakukan kerja sama dengan fraksi-fraksi lain. "Karena tanpa ini, Golkar tidak akan memberi kontribusi besar untuk bangsa dan negara," tuturnya.
Karenanya, ia menegaskan akan segera mengajukan pengunduran diri sebagai Ketua Fraksi Partai Golkar untuk fokus menjalankan tugas sebagai Ketua Umum Partai Golkar, dengan akan memilih ketua fraksi baru di DPR.
Ia menuturkan, dalam 100 hari masa kerjanya sebagai Ketua Umum Partai Golkar, ada tiga fokus kerja yang akan dijalankan. Pertama, melakukan konsolidasi secara total Partai Golkar mulai dari tingkat pusat hingga daerah. Kedua, menginventarisasikan calon-calon pilkada dalam menghadapi pilkada mendatang. Ketiga, melaksanakan visi kerja sama dengan pemerintah.
Ada tujuh program besar yang akan dilakukan ke depan yang tertuang dalam Sapta Krida. Di antaranya, melakukan penyempurnaan Partai Golkar, khususnya di daerah-daerah, memperkuat kewenangan untuk pilkadi di daerah, serta menjalankan visi kesejahteraan.
Anggota Fraksi dan Ketua DPP PDIP Hendrawan Supratikno yang juga menjadi pembicara dalam acara ini mengatakan dukungan Partai Golkar terhadap pemerintah akan menciptakan kondisi politik yang stabil yang lebih predictable, sehingga kemungkinan kegaduhan politik tidak akan terjadi lagi. (*)