INFO DPR - Sektor industri merupakan salah satu unggulan untuk menunjang laju pembangunan ekonomi. Meskipun dalam lima tahun terakhir kontribusi sektor industri terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) mengalami penurunan, tetapi sektor industri masih mendominasi perekonomian nasional. Pada tahun 2017, sektor industri memberikan kontribusi sebesar 20,16 persen terhadap PDB.
Ketua DPR RI Bambang Soesatyo dalam Pembukaan Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia di Solo, Selasa, 27 November 2018 mengatakan tantangan utama yang dihadapi oleh industri nasional saat ini adalah kecenderungan penurunan daya saing di pasar internasional.
“Adapun penyebab dari lemahnya daya saing industri diantaranya biaya energi, ekonomi biaya tinggi, penyelundupan barang-barang yang bisa diproduksi di dalam negeri serta belum memadainya layanan birokrasi," ujarnya.
Hadir dalam acara ini antara lain Menko Perekonomian Darmin Nasution, Kabag Intelkam Mabes Polri Komjen (Pol) Lutfi Lubihanto, Ketua Umum Kadin Indonesia Rosan P Roeslan serta perwakilan Kadin Indonesia seluruh Indonesia.
Bambang Soesatyo yang juga Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Hubungan Antar Lembaga ini menambahkan, tantangan lainnya adalah lemahnya struktur sektor industri itu sendiri. Seperti kurangnya keterkaitan antara industri hulu dan hilir maupun antara industri besar dengan industri kecil-menengah. Belum terbangunnya industrial cluster yang saling mendukung, adanya keterbatasan berproduksi barang setengah jadi dan komponen di dalam negeri, keterbatasan industri berteknologi tinggi serta kesenjangan kemampuan ekonomi antar daerah.
"Bila dilihat secara keseluruhan, lemahnya daya saing Indonesia terutama disebabkan oleh faktor tenaga kerja, tidak kondusifnya lingkungan bisnis, rumitnya birokrasi, biaya produksi dan logistik yang tinggi, serta lemahnya akses terhadap pasar. Kita harapkan kendala-kendala tersebut dapat diatasi guna meningkatkan daya saing industri nasional di kancah global," katanya.
Dia mengapresiasi pemerintahan Presiden Jokowi yang telah melakukan berbagai terobosan untuk menciptakan daya saing. Diantaranya, dengan memperbaiki kemudahan berusaha melalui reformasi di bidang perizinan, sehingga Indonesia masuk dalam kategori negara yang layak invetasi.
Bambang Soesatyo juga mendukung penuh langkah pemerintah mencanangkan Making Indonesia 4.0. Langkah tersebut merupakan terobosan untuk menyiapkan industri nasional agar dapat memberikan kontribusi yang lebih besar bagi pembangunan nasional. Keberhasilan Indonesia melaksanakan revolusi industri 4.0, akan mempercepat pencapaian menjadi negara maju pada tahun 2030.
Pada saat itu, ekonomi Indonesia akan tumbuh sekitar 7 persen, peran industri manufaktur terhadap PDB mencapai 30 persen, kontribusi ekspor netto sekitar 10 persen dan tambahan lapangan kerja mencapai 10 juta orang.
“Selebihnya kita akan menikmati bonus demografi sampai 2030," kata dia. (*)