INFO DPR - Wakil Ketua DPR Agus Hermanto menilai banyaknya persoalan kelistrikan saat ini seharusnya menjadikan semangat untuk menguatkan energi terbarukan atau renewable energy. Upaya Indonesia untuk beralih dari energi fosil dinilainya menjadi langkah yang tepat mengingat cadangan energi dari perut bumi sudah berkurang bahkan menipis. Kendati demikian, Agus mengakui untuk mendapatkan renewable energy saat ini lebih sulit jika dibandingkan energi dari fosil.
“Walaupun memang, jika dibandingkan dengan energi fosil, eksplorasi untuk mendapatkan energi terbarukan lebih mahal daripada energi migas. Akan tetapi ini harus dikembangkan karena kita ketahui energi migas mungkin hanya bertahan 50 tahun lagi,” kata Agus Hermanto di Gedung DPR, Rabu, 6 Maret 2019.
Agus Hermanto selaku Koordinator Bidang Industri dan Pembangunan (Korinbang) di DPR mengakui jika selama mendalami masalah geothermal dan renewable energy, dia melihat pemerintah sudah sungguh-sungguh mencanangkan renewable energy ini secara luas dan komprehensif. Beberapa langkah yang dilakukan pemerintah misalnya penggunaan g20, g30, dan termasuk perencanaan menjadikan g100.
“Kalau itu diadakan, kan sudah mengurangi dampak BBM,” katanya.
Untuk gas, menurut Agus Hermanto, pemerintah telah melakukan teborosan baru yaitu gasifikasi batubara. Selama ini batubara dijual dan diekspor dalam bentuk bongkahan utuh. Ke depan, Agus berharap, ada hilirisasi permesinan dan batubara diproses hingga setengah jadi.
“Dalam hal ini bisa dilaksanakan dari batubara untuk menghasilkan gas. Gas itu, nantinya akan lebih mudah disalurkan ke mana-mana karena bentuknya cair maupun padat,” beber Agus Hermanto.
Dampaknya ke depan, harga gas akan menjadi lebih murah karena Indonesia memiliki punya sumber yang lebih banyak dan tidak hanya mengandalkan dari gas yang ada di bumi. Bumi tidak hanya mengeksplorasi sumber gas tetapi juga melalui proses gasifikasi dari batubara, bahkan dari gas metan dan lain sebagainya.
“Semuanya akan ada pengaruhnya. Gasifikasi itu akan membuat kita mempunyai cadangan gas yang cukup tinggi dan tentu penyalurannya akan jauh lebih praktis. Gas tentu akan punya harga kompetitif,” ujar dia
Dengan rencana dan langkah yang sudah dilaksanakan untuk memaksimalkan renewable energy, Agus memastikan bahwa Indonesia tidak akan mengalami defisit energi. Kecuali dalam hal perencanaaan gasifikasi dan renewable energy itu tidak berjalan atau malfunction.
“Tetapi saya lihat sekarang pemerintah telah sungguh-sungguh melaksanakan gasifikasi dan renewable energy. Saat ini memang masih disuplay oleh gas-gas yang dieksplorasi. Tetapi teknologi dan upaya pemerintah memang tidak langsung dinikamti karena melalui proses dan pabrikasi,” kata Agus Hermanto. (*)