Tempo.Co

Penggarap Lahan di Kecamatan Jenu akan Menerima Ganti Untung
Senin, 11 Maret 2019
Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Ridwan Hisjam mengujungi pembangunan kilang baru di Tuban.

INFO DPR - Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Ridwan Hisjam mengatakan, warga penggarap lahan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan di Desa Wadung Mentoso, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, yang lahannya dijadikan lokasi Kilang Minyak New Grass Root Refinery (NGRR), akan mendapatkan tali asih. Perusahaan patungan Pertamina dengan Rosneft (Rusia) yang melaksanakan proyek ini, tengah menyelesaikan proses pembebasan lahan. 

“Pertamina dan perbankan telah menyiapkan tali asih dan diharapkan masyarakat sudah menyiapkan rekening, sehingga masyarakat bisa menikmati ganti untung ini dalam waktu dekat ini. Nilainya sudah ditetapkan berdasarkan hitungan,” kata Ridwan ketika memimpin Kunjungan Kerja Spesifik Komisi VII DPR RI di Kantor Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) Tuban, Jawa Timur, Sabtu, 9 Maret 2019. 

Ridwan mengatakan proyek pembangunan kilang baru ini cukup besar yang membutuhkan lahan hingga 800 hektar. Namun lahan tanah yang tersedia baru setengahnya di antaranya berasal dari lahan pemerintah melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Sehingga ada kemungkinan opsi akan dilakukan reklamasi untuk memenuhi kekurangan lahan tersebut. Dia optimis, kilang ini akan menjadi kebanggaan Indonesia. Dan, DPR RI mendukung upaya memenuhi pasokan energi nasional dari kilang baru yang akan mulai beroperasi pada 2025. 

“Pertamina diminta dapat melakukan peletakan batu pertama agar proyek ini segera dimulai. Sehingga masyarakat dapat menikmati kilang-kilang baru di Indonesia. Selain di sini, ada satu lagi yaitu kilang di Bontang yang kita harapkan akan menjadi kilang baru di Indonesia,”ujar Ridwa Hisjam.

Diketahui bahwa kilang baru ini diperkirakan akan memproduksi bensin sebesar 80 ribu barel per hari (bph), solar 99 ribu bph, dan Avtur 26 ribu bph. Sedangkan untuk produk baru petrokimia adalah polipropilen 1,3 juta ton per tahun, polietilen 0,65 juta ton per tahun, stirena 0,5 juta ton per tahun dan paraksilen 1,3 juta ton per tahun. (*)