Tempo.Co

BUMN Farmasi Diminta Menekan Harga Obat-obatan
Kamis, 14 Maret 2019
Anggota Komisi VI DPR RI Martri Agoeng menilai, bergabungnya PT. Phapros ke PT. Kimia Farma, PT. Bio Farma, dan PT. Indo Farma, bisa membuat BUMN farmasi semakin kuat dan marketshare-nya semakin baik.

INFO DPR - Anggota Komisi VI DPR RI Adisatrya Suryo Sulisto mendorong BUMN farmasi dapat menekan harga obat-obatan sehingga menjadi terjangkau oleh masyarakat. Selain itu, memberikan harga murah juga harus dilakukan pada obat-obatan over the counter (obat tanpa resep) yang saat ini harganya sudah mulai kompetitif. PT Phapros, sebagai anak perusahaan BUMN PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI), mempunyai produk- produk unggulan yang salah satunya cukup mendominasi di industri farmasi.

“Ini harus dipertahankan, dikarenakan kompetisi di industri farmasi akan semakin terus meningkat dan PT Phapros harus selalu melakukan inovasi, kreatif baik dari development produknya juga dari sektor pemasarannya,” kata Adi, di sela-sela pertemuan Tim Kunjungan Kerja Spesifik Komisi VI DPR RI dengan Direksi PT RNI dan PT Phapros, di Semarang, Jawa Tengah, Selasa, 12 Maret 2019.

Dia menilai, kinerja PT Phapros pun sudah memberikan dampak positif kepada masyarakat. Dalam pertemuan itu, Tim Kunspek Komisi VI DPR RI mendapatkan infromasi, bahwa sekitar 96 persen bahan baku obat masih impor serta rentan terhadap fluktuasi nilai dolar Amerika Serikat. Hal ini berimbas pada kenaikan harga pokok produksi farmasi.

Masih pada kesempatan yang sama, Direktur Utama PT Phapros Barokah Sri Utami membanggakan produk unggulannya yaitu AntimoAntimo fokus pada brand development dan inovasi. Sri Utami ingin menjadi umbrella brand untuk produk-produk yang terkait dengan perjalanan.

“Selain itu kami juga ingin tampil kekinian, hal ini digunakan untuk mendekatkan produk kepada konsumen,” kata Sri Utami. (*)