Tempo.Co

Relasi Dagang Indonesia - Hungaria Menjadi Perhatian Parlemen
Senin, 18 Maret 2019
Isu dagang dengan Hungaria sebagai Anggota Uni Eropa terus didalami. Bahkan isu Brexit yang mengganggu relasi dagang Indonesia-Hungaria pun tak luput jadi perhatian.

INFO DPR - Isu dagang dengan Hungaria sebagai Anggota Uni Eropa terus didalami. Bahkan isu Brexit yang mengganggu relasi dagang Indonesia-Hungaria pun tak luput jadi perhatian. Sejauh ini kedua negara saling mengakui pentingnya hubungan dagang tersebut dan bagaimana kedua negara meningkatkan nilai ekspor untuk memenuhi kebutuhan ekonomi negerinya masing-masing. Sebagai anggota Uni Eropa, Hungaria mendapat banyak keuntungan, karena terbukanya akses pasar yang luas. Mereka mengakui jika isu Brexit memang sempat mengganggu relasi dagang Uni Eropa dengan negara-negara lain di dunia.

Delegasi Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI berdialog langsung dengan parlemen Hungaria beberapa waktu lalu, 11 hingga 17 Maret 2019 dalam kunjungan ke Budapest untuk mendalami berbagai isu penting di bidang ekonomi, terutama investasi. Dalam pertemuan itu, Wakil Ketua BKSAP DPR RI Dave Akbarshah Fikarno mengatakan, Indonesia saat ini memiliki keunggulan dalam industri makanan olahan seperti mie instan. Produk mie instan Indonesia sudah terdistribusi secara global dan memiliki pabrik di Eropa. Namun, permintaan gandum di Indonesia saat ini cukup tinggi. Di sini ada peluang bagi Hungaria meningkatkan ekspor gandum.

Wakil Ketua BKSAP DPR RI Juliari P. Batubara mengakui bila impor gandum dari Hungaria, tidak akan dikenakan bea impor. Sebaliknya, dia bertanya bea masuk ekspor kopi Indonesia ke Hungaria. Apakah akan diberi perlakukan sama oleh pemerintah Hungaria. Menanggapi itu, Anggota parlemen Hungaria Lajos Olah mengatakan, Hungaria tidak dapat memutuskan kebijakan itu sebab terikat dengan Uni Eropa. Persoalan seperti ini butuh pembicaraan lanjutan antarkedua negara.

Mendengarkan hal itu, Juliari menyimpulkan jika Hungaria tidak bisa langsung menentukan kebijakan perdagangannya sendiri. Ada regulasi yang mengikat para negara anggota Uni Eropa.

"Keanggotaan dalam Uni Eropa memberikan kesempatan pemerataan ekonomi dan kesejahteraan, sehingga disparitas anggotanya tidak terpaut jauh. Ini merupakan salah satu keunggulan dari integrasi ekonomi regional. Indonesia perlu mencermati masalah ini," ujar Juliari Batubara.

Sementara itu, Anggota BKSAP DPR RI Dwi Aroem Hadiatie yang ikut dalam pertemuan dengan parlemen Hungaria ini menyorot kembali soal ekspor Indonesia ke Hungaria yang perlu peningkatan. Ia menyontohkan ekspor kelapa dan produk olahannya. Ekspor Indonesia tersebut belum bisa memenuhi semua kebutuhan yang ada di Hungaria. Ini lantaran tingginya biaya ekspor, karena letak geografis yang jauh antara Hungaria dan Indonesia. Hungaria perlu memberi keringanan pajak ekspor Indonesia agar bisa terus ditingkatkan.

Wakil Ketua Parlemen Hungaria, Jakab Istvan di hadapan delegasi BKSAP DPR RI dengan tegas mengakui, Indonesia mitra dagang strategis bagi Hungaria. Hubungan baik antara kedua negara juga ditandai oleh saling kunjung pejabat tinggi kedua negara. Dia juga menyatakan kegembiraannya atas diaktifkannya kembali Grup Persahabatan Hugaria-Indonesia di parlemen.

Parlemen kedua negara perlu duduk bersama dan berdialog memecahkan isu-isu penting regional dan internasional yang bersentuhan dengan kepentingan kedua negara. Anggota Parlemen Hungaria Istvan Simicsko mengatakan, bermitra dengan Indonesia sangat penting dan menguntungkan.

Masih menurut Istvan Simicsko, untuk meningkatkan perdagangan, emerintah Hungaria pun menyediakan insentif pajak dan fiskal bagi perusahaan Hungaria yang berinvestasi di Indonesia. Begitu juga sebaliknya bagi perusahaan Indonesia yang berinvestasi di Hungaria mendapat insentif yang sama terutama yang berkaitan dengan usaha berbasis teknologi. (*)