INFO DPR - Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah mengatakan jika pelaksanaan pemilihan umum (pemilu) serentak, yakni pemilihan umum legislatif, pemilihan umum presiden dan wakil presiden pada 17 April 2019 adalah momen krusial. Karena itu, dia memohon kerelaan hati agar seluruh aparat birokrasi sipil, polri dan TNI serta penyelenggara pemilu agar netral dalam pemilu 2019.
"Ini 27 hari menuju pemilu adalah momen krusial, biarkan rakyat berpesta, aparat jaga jarak. Jangan sekali-kali kalian nampak tidak adil, apalagi berbuat curang. Bahaya,!" kata Fahri Hamzah kepada wartawan, Selasa, 19 Maret 2019.
Dikatakannya, kendati hidup dalam demokrasi pasca amandemen ke-4 UUD 1945 tuntas, akan tetapi yang dilakukan petahana dalam pemilu tetap sebagai 'mempertahankan kekuasaan', dan apa yang dilakukan penantang disebut sebagai 'merebut kekuasaan'. Maka dari itu, keduanya harus dilakukan dengan etika.
Petahana, harus mempertahankan kekuasaannya secara etis, dan hal itu juga berlaku bagi penantang yang akan merebut kekuasaan. Sebab, etika-lah yang membuat bangsa ini tenang, meski sedang 'perang'.
"Dalam demokrasi, semua tindakan kita tidak saja harus berdasarkan hukum, tetapi juga harus berdasarkan etika," ujar Fahri.
Oleh karena itu Fahri mengajak kedua belah pihak, baik petahana maupun penantang untuk bersama menjunjung tinggi hukum dan etika dalam kompetisi, sebagaimana yang sudah diatur dan bahkan sudah disiapkan kode etiknya.
"Inilah yang harus kita jaga sekarang. Kita harus mengingatkan aparat sipil, polri dan militer juga penyelenggara pemilu untuk tidak saja adil tetapi juga nampak adil. Ini adalah 'power struggle' dalam demokrasi, sebuah pemilu damai yang tetap memiliki unsur kompetisi," kata Fahri Hamzah. (*)