Tempo.Co

FGD ‘Election System in Indonesia’ Menghadirkan Delegasi Negara Lain
Selasa, 16 April 2019
Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon membuka FGD 'Election System in Indonesia' dan kunjungan resmi delegasi pemantau pemilu

INFO DPR - Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon membuka Focus Group Discussion (FGD) ‘Election System in Indonesia’ sekaligus menerima kunjungan resmi Delegasi Pemantau Pemilu 2019 di Gedung DPR RI, Selasa 16 April 2019. Delegasi Pemantau Pemilu ini berasal dari sejumlah perwakilan negara dan organisasi yakni dari Rusia, Pakistan, Turki, Malaysia dari The Parliamentary Union of the OIC Member States (PUIC), GOPAC (The Global Organization of Parliamentarians Against Corruption)  dan Westminster Foundation for Democracy (WFD).

Fadli menyambut gembira kehadiran delegasi parlemen dan organisasi dunia ini dalam kegiatan yang pertama kali diselenggarakan DPR RI untuk mengamati penyelenggaraan pemilu di Indonesia. Menurut Fadli, program ini juga menjadi tugas DPR RI menyediakan secara luas pemandangan dalam proses demokrasi di Indonesia pada pemilihan umum 2019 yang akan digelar besok, Rabu, 17 April 2019.

Dijelaskannya, Indonesia adalah negara demokrasi ketiga dengan populasi terbesar yakni sebanyak 260 juta orang, negara kepulauan dengan 10 ribu pulau-pulau, dengan wilayah laut dan banyak suku dan ratusan bahasa daerah. Indonesia adalah negara berpenduduk yang mayoritas beragama Islam yang memiliki hubungan toleransi dengan agama lain yakni Kristen, Budha, Hindu dan penganut kepercayaan.

Pada kesempatan ini adalah waktu bagi Indonesia untuk menyelenggarakan pemilihan umum terbesar di dunia sejak kemerdekaan Indonesia 1945. Program ini ingin menunjukkan demokrasi di Indonesia, dan diharapkan dapat menguatkan kinerja penyelenggara pemilu, integritas para kandidat dan kredibilitas sistem demokrasi Indonesia.

“Inisiatif kami mengundang parlementary delegasi ini adalah menujukkan bahwa DPR RI juga mempunyai komitmen ambil bagian menyukseskan pemilihan umum 2019. Harapan kita pelaksanaan pemilu Indonesia dapat menjadi model pemilu demokrasi di dunia,” tutur Fadli Zon.

Oleh karena itu, sebelum menyaksikan penyelanggaraan pemilu secara langsung, saat ini para undangan diberi penjelasan dan diskusi seputar pemilu Indonesia. Pertemuan ini menghadirkan penyelenggara pemilu yaitu, Komisi Pemilihan Umum (KPU), Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) DKPP dan hadir juga para akademisi dan organisasi independen. 

Sebagai informasi, pemilihan presiden baru kali ini digelar bersamaan dengan pemilu legislatif dan perwakilan daerah. Dan praktis, ada lima pemilu yang digelar dalam satu waktu bersamaan yang tujuan awalnya untuk memudahkan dan meminimalisir biaya pemilu. Dalam pemilu ini ada 14 partai politik dan 4 partai lokal dari provinsi Aceh dengan pemilihan presiden yang didukung koalisi partai di parlemen. 

“Saya berharap diskusi ini memberikan kesempatan untuk mempelajari sistem dan mekanisme pemilu di Indonesia. Selama tiga hari tentunya akan mendapat pengalaman juga untuk meninjau tahapan pemilu. Dan tidak ada harapan yang lebih besar agar pemilu berjalan lancar, adil, dan damai,” kata Fadli Zon. (*)