Tempo.Co

Pemilu Indonesia Diapresiasi Observer Dunia
Kamis, 18 April 2019
Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian DPR RI dampingi delegasi asing pantau peleksanaan Pemilu.

INFO DPR -  Setelah Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian DPR RI menyambut delegasi parlemen dunia dan organisasi internasional, mereka kemudian  mengikuti Focus Grup Discussion (FGD) bersama Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon. Besoknya, para perwakilan parlemen dunia (observer) tersebut diajak melihat proses pemilihan umum di Tempat Pemungutan Suara (TPS) di Jakarta, Rabu, 17 April 2019.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPR RI Indra Iskandar ketika mendampingi observer di TPS mengatakan, salah satu tujuan kegiatan ini adalah memberikan ruang kepada negara di dunia untuk mengamati proses perjalanan demokrasi Indonesia. Demokrasi di Indonesia sudah berjalan lebih dari 20 tahun.

Selama meninjau di TPS, Indra mengakui  jika observer pemilu terkesan dengan pemilu serentak di Indonesia.

“Mereka sangat happy karena memang pertama hospitality kita berstandar ya, kita memberikan pelayanan terbaik untuk tamu. Mereka juga terimpresi dengan cara Pemilu damai di Indonesia yang dilaksanakan dengan cukup baik hingga ke setiap simpul masyarakat. Mereka menyaksikan langsung sudah beberapa TPS dari kemarin,“ ucap Indra. 

Indra berharap, selain tertarik dengan sistem demokrasi di Indonesia, pemilihan umum di Indonesia dapat menjadi studi banding melihat hal-hal yang positif dari Indonesia dan menjadi acuan bagi beberapa negara demokrasi di dunia. 

Dari lima TPS yang disambangi di Jakarta, terlihat antusiasme dari para delegasi untuk ikut aktif dalam segala proses pemilu mulai dari pemilihan hingga pemungutan suara. Mereka juga cukup senang bertanya, baik itu kepada penyelenggara pemilu juga kepada masyarakat sekitar.

Seperti halnya yang dilakukan Sekretaris Eksekutif Komite GOPAC John Hyde yang sangat fokus ketika menyaksikan pemungutan suara di TPS 042 Menteng, Jakarta Pusat. Pria asal Australia ini mengaku takjub dengan segala proses pemilu yang dilaksanakan oleh Indonesia. Bahkan ia mengakui jika proses ini tidak terjadi di negaranya. Misalnya ketika pemungutan suara dilakukan, warga turut aktif berpartisipasi, sehingga menurutnya proses demokrasi Indonesia memang pantas disebut ‘Pesta Demokrasi’.

“Mereka tidak hanya transparan dalam menghitung saja, namun juga bagaimana cara memilih secara transparan dan terbuka. Dalam proses penghitungan, perwakilan partai dari dua kandidat turut dilibatkan sehingga proses penghitungan suara hasilnya dapat diketahui secara gamblang. Kalau proses ini di replikasi di negara-negara lain, maka hasilnya pun juga akan baik untuk negara-negara tersebut,” kata John Hyde (*)