Tempo.Co

Hubungan Diplomatik Peru - Indonesia Perlu Ditingkatkan
Rabu, 08 Mei 2019
DPR menerima Delegasi Kongres Peru yang dipimpin Gilmer Trujillo Zegarra.

INFO DPR - Hubungan diplomatik Peru dengan Indonesia sudah berlangsung cukup lama sejak 1975, oleh karena itu kerjasama dua negara ini semakin meningkat baik di pemerintahan maupun antar parlemen. Hal ini mengemuka ketika Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon yang didampingi Anggota BKSAP Dave Akbarshah dan Anggota DPR RI M Sarmuji menerima Delegasi Kongres Peru Gilmer Trujillo Zegarra di Gedung DPR RI, Rabu, 8 Mei 2019.

Menurut Fadli, dari sisi perdagangan hubungan antara kedua negara ini pada 2018 telah mencapai nilai sebesar 280 juta dollar Amerika dari sebelumnya pada 2017, sebesar 230 juta dollar Amerika. Kendati demikian, masih banyak kegiatan perdagangan yang perlu ditingkatkan meskipun Indonesia dan Peru berjarak cukup jauh.

Dari sisi penguatan hubungan parlemen, Fadli mengundang Peru untuk hadir kembali di World Parliamentary Forum on Sustainable Development pada September mendatang. 

“Kami berterimakasih pada kehadiran delegasi Peru pada tahun lalu dan berharap bisa hadir lagi dalam World Parliamentary Forum on Sustainable Development,” tutur Fadli.

Dalam kesempatan itu Fadli juga menceritakan bahwa Indonesia belum lama ini telah menyelenggarakan pemilu serentak yang diklaim sebagai pemilu terbesar karena dalam penyelenggaraannya memperebutkan 21 ribu kursi.

Sementara itu Sarmuji berharap bahwa hubungan perdagangan antara Peru dan Indonesia memang perlu ditingkatkan dari tahun ke tahun. Jarak yang jauh antar dua negara diprediksi akan mengurangi kompetisi produk. Oleh karena itu perlu dicari langkah agar ada sistem yang berbeda dari negara lain yang dapat meningkatkan nilai perekonomian kedua negara.

“Dengan jarak yang jauh itu yang bisa ditingkatkan adalah investasi. Indonesia punya banyak potensi wisata dan dengan itu Peru juga bisa menawarkan kerjasama di sektor investasi,” tutur Sarmuji.

Sementara itu Gilmer, Anggota Kongres di Republika Peru ini mengatakan kunjungannya kali ini adalah yang kedua kalinya. Gilmer yang juga pernah menjabat sebagai Ketua Desentralisasi dan Otonomi di Peru mengatakan bahwa sama seperti negara demokrasi lainnya, tugasnya juga sebagai pembela demokrasi. Kedatangannya di Indonesia adalah menemukan mekanisme yang baik untuk memberikan kontribusi bagi kemajuan negara termasuk hubungan eksekutif dan legislatif. (*)