Tempo.Co

DPR Mengutuk Serangan Israel di Gaza
Rabu, 08 Mei 2019
Serangan yang dilakukan Israel terhadap warga negara Palestina di wilayah Gaza hingga menyebabkan jatuhnya korban wanita, anak-anak, dan ibu hamil. Bahkan, serangan ini dilancarkan di tengah Bulan Suci Ramadan.

INFO DPR - Anggota Komisi I DPR RI Sukamta mengutuk serangan yang dilakukan Israel terhadap warga negara Palestina di wilayah Gaza hingga menyebabkan jatuhnya korban wanita, anak-anak, dan ibu hamil. Ironisnya, serangan ini dilancarkan saat umat Islam sedang melaksanakan ibadah puasa. Sukamta mendesak pemerintah Indonesia lebih vokal mengadvokasi serangan yang dilakukan Israel itu.

“Ini adalah satu-satunya penjajahan yang masih berlangsung di muka bumi. Di dunia manapun hal ini tidak dibenarkan dan tidak boleh terjadi. Tetapi justru hari-hari ini dunia diam. Bahkan negara besar, dedengkot demokrasi, negara adidaya, presidennya mengatakan mendukung seratus persen serangan tersebut,” kata Sukamta dalam interupsinya saat Rapat Paripurna DPR RI di Gedung Nusantara II DPR RI, Senayan, Jakarta, Rabu, 8 Mei 2019. 

Sukamta menyampaikan, Indonesia sebagai negara yang secara konstitusionalnya menentang penjajahan, harus terus menyuarakan dan mengadvokasi supaya agresi tersebut segera dihentikan.

“Kita bukan hanya meminta kepada negara agresor untuk menghentikan serangan itu, tetapi negara besar yang menjadi suporternya harus juga diingatkan oleh pemerintah Indonesia,” ujarnya.

Dikatakannya tidak boleh ada serangan yang menimbulkan korban terhadap wanita, anak-anak, dan ibu hamil. Peristiwa ini malah didukung penuh dan diiyakan oleh sebuah negara besar.  

“Sekarang yang justru yang menjadi korban adalah wanita, anak-anak, dan ibu hamil, tetapi serangan itu didukung seratus persen oleh negara adidaya. Oleh karenanya DPR RI perlu mendorong dan mendesak pemerintah untuk lebih vokal lagi dalam mengadvokasi,” katanya.

Pada kesempatan tersebut, Sukamta juga menyampaikan rasa duka yang mendalam atas jatuhnya korban dari petugas penyelenggara pemilu yang jumlahnya cukup besar. “Ini adalah korban yang sangat luar biasa. Semestinya sistem kita ke depan harus bisa mencegah jatuhnya korban dari petugas-petugas pemilu yang seharusnya tidak perlu terjadi,” ujar Sukamta. (*)