Tempo.Co

Islam dan NKRI Jangan Dipertentangkan
Senin, 13 Mei 2019
Mahasiswa Islam sebagai kaum intelektualitas punya tanggungjawab besar untuk tidak hanya berperan sebagai agent of change saja.

INFO DPR - Karakter Islam di Indonesia yang moderat harus terus diteguhkan. Tidak hanya itu, kata Ketua DPR RI Bambang Soesatyo, gerakan moral intelektual yang didasarkan atas ajaran Islam bagi bangsa Indonesia harus tetap menjadi bagian dari spirit kesadaran sosial dalam menyelesaikan berbagai persoalan. Hal ini ditegaskan Bambang ketika menghadiri buka puasa bersama Korps Alumni Himpunan Mahasiwa Islam Indonesia (KAHMI), di Jakarta, Sabtu, 11 Mei 2019.  

“Mahasiswa Islam sebagai kaum intelektualitas punya tanggungjawab besar untuk tidak hanya berperan sebagai agent of change saja. Melainkan juga sebagai penjaga api semangat keindonesiaan di satu sisi, dan semangat keislaman di sisi yang lain. Saat tidak lagi menyandang status mahasiswa, tanggung jawab tersebut tak lantas padam begitu saja. Melainkan harus tetap dipelihara agar tetap menyala,” ujar Ketua DPR RI. 

Selain Bambang selaku Dewan Pakar KAHMI, acara ini juga dihadiri tokoh KAHMI lainnya seperti Akbar Tandjung, Hamdan Zoelva, Harry Azhar Azis, Abdul Latif, Rohmi  Dahuri dan Anwar Nasution.

Bambang Soesatyo mengajak para anggota KAHMI tak melupakan nilai-nilai perjuangan yang telah mereka dapatkan selama berorganisasi di HMI. Islam dan Negara Kesatuan Republik Indonesia bukanlah hal yang perlu dipertentangkan. Melainkan menjadi kekuatan utama bagi bangsa Indonesia.

“Saat kuliah dahulu, saat berada di HMI, kita semua selalu mengecam ketidakadilan. Jangan sampai sekarang saat berada di KAHMI dan telah menjadi orang besar, justru kita menjadi sumber ketidakadilan itu sendiri. KAHMI telah banyak mengantarkan anggotanya menjadi tokoh penting di republik ini. Mari bertanggungjawab terhadap jabatan yang telah diamanahkan,” tutur dia.

Dia juga menyoroti semakin dekatnya rekapitulasi penghitungan suara Pemilu 2019 yang tinggal beberapa hari lagi ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU). Jangan sampai KAHMI menjadi korban politik dari para elite politik yang ingin memancing keributan, apalagi jika sampai mengatasnamakan agama Islam.

"KAHMI justru harus berdiri paling depan menjaga bangsa Indonesia dari perpecahan. Apalagi perpecahan yang menjual agama demi ambisi sejumput kekuasaan,” ucap Bambang Soesatyo. (*)