INFO DPR - Aktivitas perusahan yang memperdagangkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) diyakini dapat memotivasi internal perusahaan agar meningkatkan kinerja dan melakukan peningkatan kualitas untuk menghadapi persaingan global. Menurut Ketua DPR RI Bambang Soesatyo, kegiatan perusahaan-perusahaan itu juga akan meningkatkan optimisme bersama, bahwa perekonomian Indonesia semakin tumbuh.
“Terutama bagi perusahan yang berorientasi ekspor seperti PT Golden Flower,Tbk dengan kode POLU yang hari ini perdana melantai di BEI. Langkah ini bisa memotivasi internal perusahaan untuk meningkatkan kinerja dan melakukan peningkatan kualitas dalam menghadapi persaingan global,” ujar Bambang Soesatyo di BEI, Jakarta, Rabu, 26 Juni 2019.
Dikatakannya, pencatatan perdana saham POLU yang dilakukan usai proses Pemilu 2019 menandakan bahwa kegiatan ekonomi dan bisnis di Indonesia masih cerah. Investor tidak perlu takut menanamkan modalnya, karena potensi pasar perekonomian Indonesia sangat besar sekali.
"Sudah ada sekitar 670 perusahaan yang melantai di BEI. Menandakan lampu indikator ekonomi Indonesia sangat cerah sekali. Investor tak perlu bimbang, jika terus menunda-nunda pada akhirnya investor jugalah yang rugi. Jangan sampai menyesel di kemudian hari, karena tak mau segera menanamkan modalnya sejak saat ini," ucapnya.
Ketua DPR RI menyambut baik rencana PT Golden Flower,Tbk yang akan menawarkan 150 juta saham kepada publik, dengan nilai nominal penawaran Rp 100 per saham. Dengan langkah itu, diperkirakan perusahaan juga dapat meraih dana segar sebesar Rp 15 miliar.
"Dana yang diperoleh bisa digunakan untuk modal kerja seperti pembelian bahan baku, biaya produksi, biaya operasional, biaya pemasaran dan lainnya. Pada akhirnya akan membantu kinerja perusahaan menjadi lebih baik lagi," kata Bambang.
Oleh karena itu, dia mendorong agar produk PT Golden Flower,Tbk terus ditingkatkan terutama untuk pasar ekspor. Melihat kinerja ekspor memiliki kontribusi paling besar bagi total pendapatan perusahaan, hal tersebut juga akan menjadi bagian penting dalam membantu negara memperoleh devisa.
Pada 2018, ekspor perusahaan itu memiliki kontribusi sebesar Rp418,44 miliar dari total pendapatan di tahun yang sama sebesar Rp438,45 miliar. Hal serupa juga terjadi pada 2017, dimana ekspor tercatat menyumbang sebesar Rp412 miliar dari total pendapatan Rp437,77 miliar.
“Semoga setelah melantai di BEI, pendapatan yang diperoleh perusahaan dari ekspor bisa melesat. Yang akhirnya juga membantu negara dalam mendapatkan devisa," ujar Bambang Soesatyo. (*)