INFO DPR - Era digital dan revolusi industri 4.0 menuntut seluruh lapisan masyarakat Indonesia untuk bersiap menghadapinya. Tak terkecuali pelajar madrasah. Dan, guna menunjang kesiapan pelajar madrasah, diperlukan guru berkualitas. Minimal, para guru harus memiliki standar yang sama seperti guru dari kementerian dan lembaga lain, bahkan jika memungkinkan lebih dari itu.
“Zaman sekarang, mendidik anak untuk menjadi pintar itu mudah. Tetapi, mendidik anak untuk menjadi karakter yang baik dan jujur, itu lebih susah. Itu tugas guru madrasah,” ujar Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Sodik Mudjahid, saat memimpin pertemuan Tim Kunjungan Kerja Spesifik Komisi VIII DPR RI dengan Kepala Sekolah beserta guru dan staf Madrasah Aliyah Negeri (MAN) IC di Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau, Rabu, 3 Juli 2019.
Dia mengatakan, guru madrasah memiliki tantangan tersendiri. Selain harus memiliki kemampuan dalam mendidik pelajar, juga harus menguatkan akhlak atau karakter anak didik. Menjadikan anak yang memiliki akhlak dan karakter yang baik, bukanlah tuntutan agama semata, tetapi tuntutan kehidupan masyarakat saat ini. Pendidikan karakter yang diterima pelajar madrasah yang menjadi pembeda dengan sekolah lainnya.
“Ini tantangan. Maka skill dan pendidikan karakter guru-gurunya mesti kita tingkatkan. Kita dapat informasi, MAN IC Batam mendapat ranking ke-4, bisa mengalahkan sekolah umum. Saya kira ini awal dan bukti yang bagus. Kita bekerja keras dan cerdas, sehingga kita bisa lebih unggul dibandingkan sekolah umum atau non-agama,” ujar Sodik.
Dalam kegiatan kunjunganya, selain meninjau sarana dan prasarana MAN, Komisi VIII DPR RI juga meninjau program pinjaman Bank Dunia sebesar Rp 3,5 triliun pada 2019 guna mendukung peningkatan mutu madrasah dasar dan menengah di Indonesia. “Kami meninjau ke lokasi, bagaimana kesiapan dan permasalahan di lapangan, termasuk sarana dan prasarananya,” ujar Sodik.
Dalam pertemuan yang turut dihadiri Kepala Bagian Tata Usaha Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Kepri Abu Sofyan dan Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Batam Zulkarnain itu, Kepala Sekolah MAN IC Batam Zakiah mengungkapkan sejumlah permasalahan yang dihadapi sekolah yang dipimpinnya. Salah satunya, yakni minimnya sarana dan prasarana untuk menunjang kegiatan belajar mengajar.
Misalnya, fasilitas laboratorium, komputer, dan perpustakaan yang belum memenuhi standar. Sementara untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM), dalam hal ini tenaga pendidik, Zakiah meminta guru MAN IC Batam diberikan pelatihan, baik di tingkat nasional maupun internasional, serta studi banding ke daerah lain. Namun, ia memastikan, kendati masih minim sarana dan prasarana, prestasi pelajar MAN IC Batam sangat mengagumkan.
Anggota Komisi VIII DPR RI yang turut serta dalam kegiatan ini, yakni Samsu Niang, Deding Ishak, Endang Maria Astuti, Supriyanto, Syofwatillah Mohzaib, Bisri Romly, An’im Falachuddin Mahrus, Mohd. Iqbal Romzi, Achmad Fauzan, dan Ach. Baidowi. (*)