INFO DPR - Negara harus mengalokasikan ruang dan waktu bagi orang muda dan remaja untuk bertumbuh dan berkembang menjadi generasi milenial dan generasi Z yang kompeten dan kompetitif. Agenda ini hendaknya menjadi prioritas dan fokus bagi kabinet baru yang formasinya sedang dipersiapkan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Dikatakan Ketua DPR RI Bambang Soesatyo di Jakarta, Minggu, 7 Juli 2019, masukan ini relevan untuk dikedepankan lagi di ruang publik. Terutama di tengah isu tentang calon menteri baru atau jatah menteri untuk formasi kabinet baru yang sedang digodok Presiden Jokowi.
"Di samping itu, generasi orang tua sekarang ini harus mengantarkan dan menyiapkan orang muda dan remaja menjadi generasi milenial dan generasi Z yang kompeten dan kompetitif sepanjang era industri 4.0 dan era sesudahnya," ujarnya.
Menurut Bambang, pesan ini juga relevan karena Presiden Jokowi telah menetapkan pengembangan kualitas sumber daya manusia (SDM) sebagai prioritas pembangunan. Tujuannya, mendorong generasi milenial dan generasi Z beradaptasi dengan perubahan zaman, yang ditandai oleh otomatisasi dan digitalisasi pada hampir semua aspek kehidupan, terutama digitalisasi perekonomian.
Menurut Ketua DPR RI, program ini layak diperhatikan oleh semua elemen masyarakat. Alasannya tidak mengada-ada. Tantangan yang sedang dan akan dihadapi orang muda dan remaja sangat berbeda dengan apa yang dulu dihadapi generasi orang tua.
"Lapangan kerja mengalami perubahan signifikan. Banyak pekerjaan tidak lagi butuh peran atau kreasi otak manusia. Kebutuhan akan peran manusia pada sejumlah profesi atau keahlian di dunia kerja tidak lagi signifikan," ucapnya.
Lantaran program strategis ini penting bagi orang muda dan remaja, pemerintah perlu mengintensifkan sosialisasi program ini kepada semua elemen masyarakat dan komunitas. Sebaliknya, dengan memahami program ini, para orang tua diharapkan makin intens pula dalam memaparkan dan menggambarkan tantangan yang dihadapi anak-anak.
Inisiatif Presiden Jokowi ini pun hendaknya direspons oleh para ahli pendidikan di Kemendikbud dan Kemenristek Dikti. Apalagi, Kemenristek Dikti juga sudah memiliki gambaran tentang perubahan kebutuhan atau permintaan di sektor lapangan.
"Kemedikbud dan Kemenristek Dikti diharapkan segera berbagi informasi dan pencocok program, yang kemudian diikuti dengan inisiatif bersama untuk membarui kurikulum pendidikan dari tingkat dasar. Pembaruan kurikulum diperlukan sebagai penyesuaian terhadap perubahan zaman," tutur Bambang Soesatyo. (*)