INFO DPR - Hubungan diplomasi Indonesia dengan Libya telah terjalin selama 28 tahun lamanya. Hal ini ditandai dengan dibukanya Kedutaan Besar Indonesia di Tripoli, Ibu Kota Libya, di mana Libya juga membuka kedutaan besarnya di Jakarta. Kedua negara juga tergabung dalam Organization of Islamic Cooperation, serta Anggota KTT Gerakan Non-Blok yang memperjuangkan kemerdekaan, kedaulatan, integritas teritorial, dan keamanan.
Guna memperkuat hubungan bilateral, baik di sektor politik, ekonomi, hingga pendidikan antarkedua negara, Ketua DPR RI Bambang Soesatyo menyambut kunjungan Pimpinan Tinggi Parlemen Libya (Chairman of Libyan Supreme Council) HE Khalid Al Mishri, beserta keempat Anggota Parlemen dan jajarannya di Gedung Nusantara I DPR RI, Senayan, Jakarta, Jumat, 5 Juli 2019.
“Hari ini kami menyambut Pimpinan Parlemen Tinggi dari Libya, mengharapkan dukungan Indonesia dalam hal pengakuan pemerintahan Libya, yang hingga hari masih mengalami pemberontakan. Sehingga kita semua berharap itu segera berakhir, agar rakyat Libya bisa hidup tentang dan sistem negara dapat kembali dibangun demi kesejahteraan rakyatnya,” ujar Bambang Soesatyo.
Kunjungan delegasi Parlemen Libya ini juga diterima Wakil Ketua DPR RI Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat (Korkesra) Fahri Hamzah, Anggota Komisi I DPR RI Jazuli Juwaini, dan Anggota Komisi IX DPR RI Saleh Partaonan Daulay. Selain mengunjungi Gedung DPR RI, delegasi Parlemen Libya juga dijadwalkan bertemu Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi, dan mengunjungi lokasi wisata TMII dan Masjid Istiqlal.
Sementara, Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah, menyatakan sudah menitipkan pesan kepada Menteri Luar Negeri RI untuk turut membantu perdamaian di Libya, mengingat pada tahun ini Indonesia resmi menyandang posisi Anggota Tidak Tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB).
“Tentu kita mendukung supaya proses damainya cepat dan pemerintahan yang baru terpilih melalu proses demokrasi segera terbentuk sehingga pembangunan segera berjalan. Saya juga sudah menitipkan pesan kepada Menlu untuk dibantu, posisi Indonesia kan sekarang Anggota Dewan Keamanan PBB. Meski anggota tidak tetap, paling tidak mereka dibantu untuk jadi negara yang stabil,” ujar Fahri.
Hubungan diplomasi Indonesia-Libya semakin menguat ketika kedua belah pihak bekerja sama memfasilitasi perdamaian di Filipina Selatan pada tahun 1996. Hubungan sektor perdagangan kedua negara juga kian meningkat dengan nilai perdagangan yang naik dari 180 juta dollar pada tahun lalu, hingga terus meningkat menjadi 187 juta dollar AS tahun ini.
“Kami sangat senang datang ke Indonesia yang sudah kami anggap seperti saudara sendiri,” kata Pimpinan Tinggi Parlemen Libya HE Khalid Al Mishri di akhir pertemuan. (*)